Assalamu A’laikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Allah Swt. Atas limpah rahmat, taufik serta hidayah-Nya
sehingga makalah ini bisa terselesaikan
dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan
kita nabi besar Muhammad Saw. Yang telah banyak memberikan inspirasi kepada penulis
sehingga makalah yang berjudul “Akhlak Terhadap Rasulullah Saw.” ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya, sebagai salah satu pemenuhan tugas mata kuliah teologi islam. Walaupun didalam pembuatan
makalah ini terdapat banyak kekurangan, penyusun sangat berharap pembaca
dapat memberikan kritik dan saran guna menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini dapat
menjadi sumber acuan pembelajaran kedepannya dan memberikan manfaat kepada kita
semua.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
kalangan.
Wassalamu A’laikum Wr.Wb
Makassar, 25 September 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Salah
satu tantangan yang dihadapi umat Muslim dewasa ini adalah bagaimana cara
meningkatkan keimanan dan kepercayaan kepada Allah SWT agar dapat menjadi hamba
yang saleh dan saleha. Apalagi Indonesia saat ini
merupakan Negara yang dikenal dengan Mayoritas Umat Muslim tentu saja
harus mengetahui betul tentang ajaran-ajaran agama Islam yang baik berdasarkan
Al-qur’an dan Hadits.. Agar supaya kita
berada di jalan yang benar dan berada di perlindungan Allah swt. Bagaimana
upaya dan usaha kita untuk meningkatkan ahlak kita terhadap Allah swt. Banyak
yang beragama islam tapi tidak memiliki ahlak yang baik oleh karena marilah
kita bersama-sama memperbaiki diri untuk kepentingan bersama. Sesungguhnya
Allah swt. Menyukai hambanya yang memiliki ahlak yang baik, baik ahlak terhadap
Allah maupun ahlak sesama umat manusia. Di saman modern ini banyak sekali
hal-hal yang bisa mempengeruhi kita untuk tidak dapat memiliki ahlak yang baik.
Sehingga maka dari itulah marilah kita saling mengingatkan sesama umat manusia.
Salah satu dari bentuk saling mengingatkan yaitu pembahasan kami dalam materi kelompok kami yang membahas
tentang ahlak terhadap Allah swt.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apakah islam itu?
2.
Bagaimana cara kita
untuk meningkatkan Ahlak terhadap Allah swt ?
3.
Upaya apa yang
harus dilakukan di zaman modern ini untuk bisa memiliki Ahlak yang baik?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Islam
Islam itu adalah agama Allah swt. Ajaran-ajaran yang berupa pokok-pokok akidah (kepercayaan) dan pokok-pokok syari’at (peraturan) telah disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. Selanjutnya beliau ditugaskan untuk menyampaikan kepada segenap manusia dan menyarankan supaya mereka memeluk agama islam dan menjalankan menurut semestinya.
Nabi Muhammad telah menerima Kitab Suci AL QUR’AN dari Tuhan. Lalu disampaikannya kepada orang banyak, persis sebaimana diterimanya. Berdasarkan perintah dan petunjuk Tuhan, beliau menjelaskan tujuan ayat-ayat yang berisi pokok soal, yaitu ayat-ayat yang tegas maksudnya. Di terangkan pula cara pelaksanaannya dalam prakteknya (perbuatan). Seterusnya orang-orang yang menerima AL QUR’AN itu Nabi menyampaikan pula kepada yang lain sambung menyambung.
2.2 Akhlak
Ahlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang sifat
tersebut timbul suatu perbuatan dengan mudah/gampang tanpa perlu pemikiran dan
pertimbangan. Kata akhlak berasal Arab dari kata khuluk yang berarti dalam
bahasa arab watak, kelakuan, budi pekerti, tingkah laku dan kebiasaan.
Rasululah
shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling sempurna akhlaknya.
Tujuan diutusnya adalah sebagai contoh yang paling baik untuk seluruh ummat.
Dalam
sebuah hadits yang shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam besabda :
إِنَّمَا بُعِثتُ
لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخلاَقِ
“Sesungguhnya
aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (Dishahihkan oleh Al-Albani
dalam As-shahihnya No.45).
Firman
Allah subhaanahu wata’ala di dalam Al Qur’an, bahwa pada diri Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam terdapat suri tauladan yang baik bagi segenap
ummatnya.
Allah
berfirman;
لَقَد كَانَ لَكُم
فِي رَسُولِ اللِّهِ أُسوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَن كَانَ يَرجُو الله واليَومَ الآخِرَ وَذَكَرَ
اللهَ كَثِيراً
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia
banyak menyebut nama Allah.” (Al-Ahzab:21).
Adapun berakhlak terhadap Allah Swt dapat dilakukan
dengan beberapa cara, diantaranya sebagai berikut:
A.
Takwa, ialah mengikuti
segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Muttaqin adalah
orang-orang yang memelihara diri mereka dari azab dan kemarahan Allah Swt di
sunia dan di akherat.
Buah dari takwa ialah:
1. Mendapatkan sikap furqon.
2. Mendapat limpahan berkah dari
langit dan dari bumi.
3. Mendapatkan jalan keluar dari
kesulitan
4. Mendapatkan rezki tanpa
diduga-duga
5. Mendapatkan kemudahan dalam
segala urusan
6. Menerima pengampunan dosa serta
mendapatkan pahala yang besar.
B.
Cinta dan ridho, ialah:
kesadaran diri, perasaan jiwa dan dorongan hati yang menyebabkan seseorang
terpaut hatinya kepada apa yang dicintainya dengan penuh semangat dan rasa
kasih saying.
Cinta adalah fitrah yang dimiliki setiap orang
Islam. Mencintai Allah Swt lebih utama, baru kemudian mencintai Rasul, kemudian
baru mencintai orang tua dan anak.
C. Ikhlas, ialah: berasal dari
bahasa Arab yang artinya bersih, jernih, murni, tidak bercampur. Ikhlas
ialah beramal semata-mata mengharapkan ridho Allah. Ikhlas juga artinya tanpa
pamrih.
Tiga unsur ikhlas:
1. Niat yang ikhlas. Dalam Islam faktor niat sangat
lah penting. Apasaja yang dilakukan oleh seorang muslim haruslah berdasarkan
niat mencari ridho Allah Swt bukan berdasarkan motivasi lain.
2. Beramal dengan sebaik-baiknya. Niat ikhlas harus diikuti
dengan amal yang sebaik baiknya,
seorang muslim yang mengaku Ikhlas melakukan sesuatu harus membuktikannya
dengan melakukan perbuatan itu sebaik-baiknya.
3. Memanfaatkan hasil usaha dengantepat. Misalnya
menuntut ilmu.
D. Khauf dan Raja’ ialah: takut dan
harap adalah sepasang sikap batin yang harus dimiliki secara seimbang oleh
setiap muslim. Bila salah satu dominan dari yang lainnya akan melahirkan
pribadi yang tidak seimbang. Dominan khauf menyebabkan sikap pesimisme dan
putus asa, sementara dominan Raja’ menyebabkan seseorang lalai dan lupa diri
serta merasa aman dari azab Allah. Yang pertama adalah sikap orang kafir dan
yang kedua adalah sikap orang yang merugi.
Khauf adalah kegalauan hati yang membayangkan
sesuatu yang tidak disukai yang akan menimpanya, atau membayangkan hilangnya
sesuatu yang disukai.
Raja’ atau harap adalah memautkan hati kepada
sesuatu yang disukai pada masa yang akan datang.
E. Tawakkal, adalah membebaskan
hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah, dan menyerahkan keputusan
segala sesuatu pada Allah.
Orang yang beriman dan bertawakkal tidak akan takut
menghadapi masa depan, tidak kaget dengan segala kejutan, hatinya tenang dan
tentram karena yakin akan keadilan dan rahmat Allah. Tawakkal juga harus
diiringi dengan ikhtiar.
F. Syukur, adalah memuji
si pemberi nikmat atas kebaikan yang telah dilakukannya. Syukur seorang hamba
berkisar atas 3 hal: yaitu apabila ketiganya tidak berkumpul, maka tidak
dinamakan bersyukur. Pertama mengakui nikmat dalam batin, kemudian
membicarakannya secara lahir, dan menjadikannya sebagai sarana untuk taat
kepada Allah. Jadi syukur itu berkaitan dengan hati, lisan dan anggota badan. Sebagaimana
telah dijelaskan dengan ayat di bawah ini :
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي
وَلاَ تَكْفُرُونِ
Maka
ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan Ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan
janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS.al-Baqarah:152)
G. Muraqabah, ialah menjaga,
mengawal, menanti, dan mengamati, semua pengertian kata raqabah ialah
pengawasan karena apabila seseorang mengawasi sesuatu dia akan mengamati,
menantikan, menjaga dan mengawasi. Jadi muraqabah ialah pengawasan.
H. Taubat, ialah kembali. Orang
yang bertaubat kepada Allah adalah orang yang kembali dari sesuatu menuju
sesuatu,kembali dari sifat-sifat yang tercela menuju sifat-sifat yang terpuji,
kembali dari larangan Allah menuju perintahNya, kembali dari maksiat menuju
kepada taat dll.
Taubat ada beberapa
dimensi yaitu:
1. Menyadari kesalahan.
2. Menyesali kesalahan.
3. Memohon ampun kepada Allah Swt.
4. Berjanji tidak akan mengulanginya.
2.3 Upaya apa yang harus dilakukan
di zaman modern ini untuk bisa memiliki Ahlak yang baik
1. Lebih Pandai
Identifikasi Benar dan Salah
Mengetahui benar dan salah adalah suatu hal utama
yang harus diketahui dan diusahakan agar diri kita menjadi orang lebih baik dan
berakhlak.
Mengapa ini penting ?
Pasti kita tau bahwa tidak mungkin
orang yang benar akan merasa takut ketika dituduh dan orang salah akan berani
menentang. Dari hal itu bisa diambil pelajaran bahwa kita harus berusaha selalu
menjadi orang yang baik dalam artian jujur melakukan semua hal dengan benar dan
memperbaiki segala kesalahan menjadi lebih baik supaya kita tidak takut karena
kita benar.
Selain itu ingat bahwa orang yang berjalan pada
kebenaran akan selalu mendapat berkah dan orang yang berjalan pada kesalahan
akan mendapat ketidaktenangan dan kegelisahan dihatinya.
2. Menjadi Lebih Optimis dan Berfikir Positif
Usaha untuk selalu optimis dan
berpikir positif meskipun menghadai situasi buruk adalah suatu hal yang harus
dilakukan. Jika kita berpikir positif maka kita akan merasa tenang, dan jika
tidak bisa tenang setidaknya kita bisa berfikir dengan tanpa tergesa-gesa
mengenai bagaimana cara untuk keluar dari situasi yang buruk.
Memiliki pikiran positif akan
memberikan perubahan terhadap pola kehidupan kita. Masalah akan lebih mudah
untuk dipecahkan, dan ini membantu kita menghadapi tantangan yang lebih hebat
dalam hidup. Sehingga karena hal itu otomatis akhlak kita akan bisa berubah
menjadi lebih baik seiring berjalannya waktu.
3. Berusaha Untuk Berempati
Berusaha untuk menempatkan diri pada
posisi orang lain perlu untuk dilakukan sebab hal itu akan membantu kita dalam
memahami orang yang lebih baik dan dengan sendirinya tentu akan membuat diri
kita menjadi ikut lebih baik.
Berempati selalu membuat hubungan antar sesama
menjadi lebih baik, bukan hanya itu melainkan rasa peduli juga akan membuat
akhlak kita menjadi lebih baik karena bila kita berhasil dalam memahami
perasaan orang lain dan tidak bersikap egois, jelas hati akan tersentuh dan
akhirnya muncul efek baik dari hal tersebut.
4. Tidak Pernah Pandang Bulu
Perilaku pilih-pilih dalam hal
berteman harus segera dituntaskan. Pandang bulu hanya akan membuat kita menjadi tidak dapat teman. Kita
tidak boleh membedakan antara satu dan yang lainnya, karena semuanya diciptakan
oleh Allah dalam keadaan sama dan tiada perbedaan. Perbedaan manusia hanyalah
karena orangnya sendiri, karena ilmu dan pengetahuanlah orang menjadi
berbeda-beda.
Kita harus menuntut ilmu dan
pengetahuan sebanyak mungkin agar harga diri kita bisa terangkat baik didunia
dan di akhirat. Tapi kita tidak boleh lupa untuk selalu menghargai dan tidak
pilih-pilih teman agar jiwa kita tidak menjadi orang yang sombong.
Mari belajar untuk memberikan
perlakuan yang sama kepada semua orang. Bisa memposisikan semua orang sama
dalam hal pergaulan merupakan pokok penting yang harus kita lakukan untuk
menjadi orang yang baik.
Orang-orang yang memiliki kualitas
seperti ini kebanyakan akan menjadi orang yang dihargai di semua tempat dan
memiliki sifat yang baik.
5. Jaga Perkataan
Jika berbicara lakukan dengan
hati-hati dan sebelum bicara pertimbangkan dulu apakah perkataan itu baik
diomongkan atau tidak, dan jika tidak baik maka lebih baik diam, karena semua
kata-kata yang telah diucapkan tidak akan dapat ditarik kembali.
Jika kita berbicara dalam cara yang
kasar, bisa-bisa melukai orang lain dan akan membuat perilaku yang tidak baik
bagi kita. Oleh karena itu mari selalu mencoba untuk menjadi lembut disetiap
berbicara. Manfaatnya tanpa kita sadar selain akan membuat diri kita menjadi
orang yang berakhlak dan berbudi pekerti baik kita juga akan disukai banyak
orang.
6. Selalu Menghormati Orang Lain
Semua orang butuh sebuah
penghargaan. Bila kita ingin dihormati maka kita harus menghormati terlebih
dahulu orang disekitar kita. Dengan memberi penghormatan sikap atau perilaku
kepada orang lain tidak akan mengurangi kehormatan kita melainkan jauh akan
lebih membuat diri kita menjadi lebih baik.
7. Selalu Memaafkan Dan Minta Maaf
Hidup ini tidak kekal dan hidup ini
terlalu singkat untuk menyimpan dendam, maka mari kita lepaskan kemarahan
dengan melakukan hal positif serta memaafkan orang yang membuat sebuah
kesalahan kepada kita.
Sesuai fakta dan kenyataan, bila
kita melakukan hal ini maka tanpa disuruh nanti dengan sendirinya kita akan
tumbuh menjadi orang yang lebih baik dan menjadi orang berakhlak mulia.
Meminta maaf kepada orang lain bila
kita mempunyai masalah kepadanya tentu juga tidak akan mengurangi harga diri
kita sebagai seorang manusia yang baik, tapi akan membuat kita menjadi terbebas
dari masalah serta citra dan akhlak kita akan menjadi lebih baik. Dengan kita
meminta maaf pada orang yang telah kita buat marah dan sebagainya maka dengan
itu akhlak akan terbawa menjadi lebih baik dengan sendirinya.
8. Jaga Pergaulan
Pergaulan sangat menentukan akhlak
serta kepribadian seseorang, sehingga dalam bergaul kita boleh memilih setiap
orang dan jadikan semua orang sebagai kawan tetapi kita harus bisa memilah
perilaku yang baik untuk dicontoh. Kita tidak boleh ikut terjerumus dalam
lubang yang gelap bila teman kita termasuk orang yang berakhlak kurang baik. Lebih baik selalu
dekati teman yang berperilaku baik dan berakhlak baik dengan tanpa menjauhi
teman yang memiliki akhlak kurang baik agar teman kita menjadi banyak. Kita
harus memiliki teman baik dan kurang baik secara imbang. Manfaatnya supaya kita
bisa mendapat pengaruh baik dari teman yang baik dan memilah perilaku jelek
dari kawan yang perilakunya kurang baik.
9. Tidak
Mengulangi Kesalahan
Bila kita ingin menjadi orang yang lebih
baik lagi, maka kita harus belajar untuk mengidentifikasi kesalahan-kesalahan
untuk dijadikan pedoman agar kita tidak terjerumus pada lubang kesalahan untuk
yang kedua kalinya.
10. Cari Hal
Yang Disuka Orang Lain
Mencari suatu hal yang disuka orang
lain itu penting. Hl ini dilakukan supaya kita bisa meminimalisir dalam
melakukan suatu hal yang dibenci orang terdekat kita. Bila kita meminimalisir
serta memilah kebaikan dan hal yang disuka orang maka cenderung kita akan mudah
untuk melakukan hal yang baik serta hal itu pula akan disukai orang lain dan
nanti akhlak kita dengan sendirinya akan menjadi lebih baik.
11. Berusahalah
Menjadi Orang Yang Bermanfaat Bagi Orang Lain
Pahami kelebihan kemudian berusahalah
untuk menjadi orang yang berguna bagi orang lain dan jangan pernah menyerah,
selalu bantu orang yang membutuhkan pertolongan itu wajib. Karena dari
melakukan kebaikan sekecil apapun itu kita akan menjadi lebih baik.
12. Mendekatkan
Diri
Sesudah kita berusaha maka kita
harus berdoa meminta kepada Allah agar akhlak dan pribadi kita dirubah menjadi
lebih baik dan dijauhkan dari hal yang jelek. Dengan ridhonya, segala hal yang
kita inginkan
termasuk menjadi orang yang lebih baik akan semakin mudah tercapai.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Islam itu adalah agama Allah swt. Ajaran-ajaran yang
berupa pokok-pokok akidah (kepercayaan) dan pokok-pokok syari’at (peraturan)
telah disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. Selanjutnya beliau ditugaskan untuk
menyampaikan kepada segenap manusia dan menyarankan supaya mereka memeluk agama
islam dan menjalankan menurut semestinya. Ahlak adalah suatu sifat yang
tertanam dalam jiwa seseorang yang sifat tersebut timbul suatu perbuatan dengan
mudah/gampang tanpa perlu pemikiran dan pertimbangan. Kata akhlak berasal Arab
dari kata khuluk yang berarti dalam bahasa arab watak, kelakuan, budi pekerti,
tingkah laku dan kebiasaan. Oleh karena itulah marilah kita sesama umat manusia
salling menghargai sesama dan mempererat tali silaturahmi serta beribada kepada
Allah swt. Dan memiliki ahklak yang baik di matanya sehingga selalu mendapatkan
perlinuingan dan pertolongannya.
3.2 Implikasi
Salah satu cara untuk memiliki akhlak yang baik adalah
melakukan perintah Allah swt. Dan menjahui segala larangannya. Adapun cara
mendekatkan diri kepada Allah swt. Yaitu melaksanakan shalat tepat waktu,
berpuasa ( sunnah maupun wajib), sedekah dan Zakat. Di masa yang modern ini
banyak sekali problem yang bisa membuat kita untuk berada dijalan yang salah oleh
karena itu marilah kita memperkuat ahklak dan iman kita supaya berada di jalan
yang diridhoi oleh Allah swt. Salah satu problem yang biasa terjadi di
lingkungan masyarakat adalah saling tidak menghormati sesama umat manusia
sehingga tidak adanya saling rasa ingin saling menolong. Sehingga apabila itu
sering terjadi maka ahlak yang kita punya tidak baik di mata masyarakat apalagi
dimata Allah swt. Oleh karena marilah kita saling menghormati sesama manusia
maka terciptalah rasa inign saling tolong menolong.
DAFTAR PUSTAKA
Shaltut, Syeikh Mahmud.1984.akidah dan syari’ah islam I.Jakarta:Bina Aksara
Shaltut, Syeikh Mahmud.1984.akidah dan syari’ah islam II.Jakarta:Bina Aksara
Shaltut, Syeikh Mahmud.akidah dan syari’ah islam I.(Bina Aksara,
Jakarta, 1984)
Shaltut, Syeikh Mahmud.akidah dan syari’ah islam II.( Bina
Aksara, Jakarta, 1984)