Apa kabar sistem perkuliahan di Indonesia saat ini?
dimana perkuliahan di awal semester genap di tahun 2020 di lakukan dengan
daring ataupun online. Mulanya semua mahasiswa yang ada di Indonesia bergembira
dengan adanya surat edaran yang dikeluarkan oleh setiap rektor Universitas yang
ada di Indonesia. Salah satu Universitas yang besar dan baik di Sulawesi
Selatan yaitu Universitas Islam Negri Alauddin Makassar dalam hal ini Bapak
Hamdan Juhanis selaku rektor mengeluarkan surat edaran yang bertanggal 09 Maret
2020 yang ditanda tangani pada tanggal 15 Maet 2020 dan berlaku pada tanggal 16
Maret 2020, surat edaran tersebut memiliki isi bahwa semua kegiatan perkuliahan
di liburkan selama dua minggu.
Kejadian itu membuat para mahasiswa bangga dengan
adanya istrahat yang kemudian dari beberapa mahasiswa UINAM memiliki pilihan
yang berbeda, ada yang tetap tinggal di kos-kosannya, ada yang pergi liburan di
daerah lain, dan ada yang pulang kekampung halamannya untuk memanfaatkan moment
liburan. Semua moment bahagia itu tidak lama, hanya bertahan kurang lebih satu
minggu. Banyak mahasiswa yang bosan dan ingin kembali melakukan sistem
perkuliahan secara normal kembali. Tapi apa yang terjadi surat edaran dari
bapak rektor Universitas Islam Negri Alauddin Makassar mengeluarkan surat edaran
yang kedua untuk melakukan kuliah online selama satu semester kedepan. Semua
moment bahagia yang dirasakan oleh para mahasiswa diamana yang selalu
mengiginkan libur panjang menjadi situasi yang buruk pada saat melihat surat
edaran tersebut ataupun para mahasiswa merasakan ketidak inginan libur dan
hanya ingin melakukan kuliah secara normal.
Sebuah gambaran situasi yang saya berikan dimana
awal mula Virus Covid-19 muncul di Indonesia yang kemudian para rektor
Universitas mengeluarkan surat edaran untuk libur dan banyak mahasiswa yang
menginginkan hal tersebut dan banyak mahasiswa yang malah banyak bicara tentang
kampusnya yang belum mengeluarkan surat edaran dan para mahasiswa marah akan
hal tersebut, yang kemudian semua Universitas mengeluarkan surat edaran dan
mahasiswapun bergembira dengan hal itu. Apa yang terjadi setelah itu?
Keadaannya malah sebaliknya yang dimana awalnya para mahasiswa yang bergembira
dengan situasi liburan dan kuliah online malah merasa terbebani dengan situasi
tersebut, para mahasiswa banyak yang berpendapat bahwa kuliah online itu berat
dimana kita harus memiliki kuota yang banyak dan uang jajan kita berkurang
bahkan para mahasiswa meras terpenjara dengan tinggal di rumah aja.
Mungkin tulisan ini bisa jadi suatu pengetahuan
ataupun bisa menjadi bacaan yang menghibur bagi para pembaca. Ada pepatah
mengatakan bahwa tak kenal maka tak sayang, maka dari itu perkenalkan nama saya
Heri Fadli, umur saya 21 tahun, dan saya kuliah di Universitas Islam Negeri
Makassar tepatnya saya megambil jurusan Ilmu politik, saya sudah semester enam.
Awal saya masuk kuliah rasanya menyenangkan bahwa kita kuliah tidak seperti
pada saat duduk di bangku SMA. Tetapi hal yang bahagia kemudian menjadi
hari-hari yang kurang bahagia, karena dunia kampus itu tidak seindah dengan apa
yang ada di pikiran kita. Ternyata kuliah itu sangat berat dan saya sendiri
selalu menginginkan libur panjang untuk beristrahat di rumah.
Cerita ini bermula dengan adanya wabah virus
COVID-19 yang pertama kali muncul di kota Wuhan China. Pada saat wabah virus
itu sudah menyerang negara Indonesia situasi kurang mengasikkan, kenapa karna
apa yang selama ini saya inginkan yaitu
libur panjang maka hal itu kesampaian, seharusnya saya bahagia dengan
hal itu tetapi saya baru menyadari bahwa libur itu membuat kita bosan.
Pada saat awal mula sistem perkuliahan yang
dilakukan dengan cara online, bisa dikatakan dosen dan mahasiswa terkesan aktif
melakukan hal tersbut yang kemudian menjadi aktivitas yang berbeda utuk di
lakukan. Namun, keadaan ataupun situasinya berubah. Dimana sistem perkuliahan
hingga saat ini terbilang di lakukan dengan tidak efektif seperti pada saat
awal perkuliahan yang dilakukan secara online. Melihat situasi sekarang bahwa
ada titik jenuh ataupun kesibukan lain antara dosen dan juga mahasiswa,
dimulainya tidak konsistennya dosen untuk memberikan perkuliahan dan apalagi
mahasiswa yang apatis dengan keadaan yang di hadapinya. Waktu demi waktu para
mahasiswa mulai hilang dan tidak peduli dengan sistem perkulihaan yang ada.
Memang jika kita melihat dengan rinci bahwa ada
beberapa dosen yang aktif atau rajin dalam melakukan aktivitas perkuliahan dan
ada juga yang kurang aktif. Perlu di pahami bahwa semua orang memiliki
kesibukannya masing masing, tetapi ini kewajiban kita bersama. Memang situasi
sangat pariatif kenapa bahwa ada situasi yang berbeda-beda yang dialami setiap
dosen dan mahasiswa dalam melakukan sistem perkuliahan secara online, situsi
seperti kurang kreatifnya dosen dalam memberikan perkuliahan, kurang disiplin,
tetapi ada juga dosen yang kreatif, yang disiplin, bahkan ada dosen yang rajin
memberikan tugas.
Hal-hal yag dihadapi oleh dosen dan mahasiswa
sekarang memanglah sangat unik. Kenapa, karna hal-hal yang dialaminyalah. Sehingga
moment ini perlu di abadikan, bukan hanya moment yang mebahagiakan tetapi
moment yang kurang membahagiakan pulahlha yang perlu di abadikan untuk di
ceritakan di masa yang akan datang. Sedih dan tawa ataupun kontropersi yang
terjadi dalam sistem perkuliahan yang dilakukan tidak membuat sayas secara
pribadi jenuh, tapi memang sih bahwa terkadang ada titik jenuh. Dengan melihat
keadaan sekarang saya sangat bangga dengan dosen yang mengajar saya dengan
metodenya sendiri. Baik itu dosen yang memberikan kuliah lewat aplikasi Zoom,
classroom, WhatsApp, Facebook, sammpai ke Blog.
Sistem pekuliahan lewat aplikasi inilah yang perlu
kita abadikan, kenapa karna tidak semua generasi yang meraskannya. Sudah tentu
bahwa generasi terdahulu kami tidak merasakannya dan bisa jadi pula generasi
yang akan datang tidak merasakannya. Tentunya hal ini yang berbeda di generasi
kami yang perlu kita simpan dan ceritakan kedepannya. Mari kita lihat aktivitas
perkuliahan yang saya sudah lalui hingga saat ini.
1. Mata Kuliah Ekonomi Politik
2. Mata Kuliah Seminar Perencanaan Penelitian
3. Mata Kuliah Metode Penulisan Karya Ilmiah.
4. Mata Kuliah Sosiologi Politik
5. Mata Kuliah kearifan Lokal
6. Mata Kuliah Analisa Politik
7. Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi
Mungkin itu saja yang bisa saya ceritakan kepada teman-teman, lebih dan kurangnya mohon di maafkan, ditunggu ktritik dan sarannya.
2. Mata Kuliah Seminar Perencanaan Penelitian
3. Mata Kuliah Metode Penulisan Karya Ilmiah.
4. Mata Kuliah Sosiologi Politik
6. Mata Kuliah Analisa Politik
7. Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi
8. Mata Kuliah Semunar Masalah Politik
Mungkin itu saja yang bisa saya ceritakan kepada teman-teman, lebih dan kurangnya mohon di maafkan, ditunggu ktritik dan sarannya.
Kuliah tatap muka mau bagaimanapun menurut saya masih yang terbaik dibanding kuliah daring atau online seperti yang kita lakukan sekarang ini. Mengapa saya mengatakan demikian, karena kita bisa lwbih fokus kepada objek mata kuliah yang akan diajarkan oleh para dosen. Fokus dalam artian kita di dalam ruangan dan tanpa ada intervensi lain yang didapatkan. Berbeda ketika kita dirumah saja, rasanya hanya menambah rasa bosan dan tidak meningkatkan minat belajar. Ditambah seperti yang dikatakan penulis diatas banyak kesibukan lain yang kita tidak akan tau kapan akan kuliah disamping kesibukan lain dikerjakan diakibatkan kadang jadwal yang tidak beraturan terkait kuliah daring ini. Semua diakibatkan oleh covid19. Ingin rasanya cepat untuk menghilangkan pandemi ini, tapi apalah daya bahkan vaksin nya saja belum bisa didapatkan.
ReplyDeleteSelanjutnya, terkait proses perkuliahan prodi ilmu politik oleh beberapa dosen pengampunya. Menurut saya, sangat disayangkan ketika ada dosen yang tidak memmanfaatkan momen ini dengan sangat baik. Dan itu ada di prodi kita sekarang ini dengan proses perkuliahan yang hanya mahasiswa nya saja yang disuruh untuk mencari materi tanpa penjelasan dari dosen pengampu sebelumnya. Ini menurut saya sangat tidak efektif dan malah hanya akan membuat mahasiswa jadi cheating atau istilahnya kalasi.
Jadi, menurut saya, alangkah baiknya seharusnya prodi ilmu politik kita ini menetapkan sistem perkuliahan daring nya seperti apa metode nya dengan memakai aplikasi apa, agar lebih optimal. Okelah kita ketahui beda dosen, beda sistem belajar mengajar. Tapi apakah tidak ada standarisasi dari proses itu? Tentunya ada. Inilah sebenarnya yang ingin dipermantap. Misalnya dari kuliah ini, apa yang ingin dicapai. dari materi ini, apa yang ingin didapatkan. Hal-hal itu seharusnya yang perlu diperhatikan dengan saksama oleh prodi kita. Karena menurut saya, masih banyak dosen yang "nakal" dalam memanfaatkan kuliah dari ini
Tambahan sedikit, namun kemudian kuliah daring ini menjadi pengalaman menarik untuk kita juga. Kenapa? Karena kita saat ini telah sampai pada industri 4.0, dimana kecerdasan buatan atau artificial Intelligence sudah banyak dikembangkan. Dan artinya tak lepas dari yang namanya teknologi yang canggih seperti internet dan yang semisalnya. Yang mau saya katakan adalah, kuliah daring ini juga sebagai pengalaman yang agaknya bagaimana menggunakan internet dengan bijak dan baik bahkan bermanfaat. Bukan hanya dengan buka Instagram, posting. Buka tiktok, joget. Meskipun hal itu tidak dilarang tentunya karena itu adalah hak semua bahkan tiap-tiap manusia. Namun lebih baik jika internet dimanfaatkan menjadi seperti sekarang ini ditengah wabah Covid-19 ini. Meskipun seperti yang saya bilang sebelumnya, banyak kekurangan yang masih belum terpecahkan dan di samping kelebihannya yang cukup banyak juga.
ReplyDeleteSaya teringat, bahwa kemenag ternyata tidak menyetujui potongan spp bagi mahasiswa karena katanya sistem dari kemenag berbeda dengan yang lainnya. Saya rasa ini juga salah satu dari kurang efektifnya kuliah daring yang kita lakukan di hari-hari yang seperti sekarang ini. Karena kita mahasiswa bagaimanapun dengan adanya beberapa daerah yang psbb tentu mengurangi penghasilan yang ada di keluarga. Seharusnya itu menjadi pertimbangan dari kemenag untuk mengeluarkan kebijakan potongan spp ataupun pengembalian spp bagi mahasiswa. Namun sayang, pembahasan itu kemudian hanya secercah harapan yang tak sampai untuk mahasiswa. UIN se Indonesia memang beda. Dan kita tau itu 😭🤣
Melihat dan membandingkan sistem perkuliahan online dan sistem perkuliahan secara normal, memang lebih efektif perkuliahan secara normal. Tetapi, dengan melihat situasi sekarang pastinya akan di lakukan secara online untuk mengurangi atau memutus mata rantai virus Covid-19. Di sini kita perlu saling mendukung dengan situasi yang ada demi kebaikan kita bersama, sebagai mahasiswa yang berlabelkan kaum intelektual dan melihat usia ataupun pengalaman dari para mahasiswa yang menjalani sistem perkuliahan di semester 6 dengan masih mengharapkan suapan ilmu dari setiap dosennya maka itu adalah sebuah kekeliuran besar, kenapa mestinya kita lebih kreatif untuk mencari ilmu pengetahuan meski tidak ada suapan atau imbauan dari para dosen. Di samping kita menjalani atau menunggu materi dari dosen hendaknya sebagai mahasiswa yang mengaku dan harus berintelektual pastinya mencari beberapa referensi ataupun bacaan seperti buku untuk menunjang pengetahuan setiap mahasiswa. Sekarang saya melihat sendiri bahwa para mahasiswa kurang kreatif dalam hal mencari ilmu, banyak mahasiswa yang selalu menunggu dari dosennya, di ibaratkan seorang manusia yang sudah berumur 20an tahun masih mengharapkan suapan nasi dari ibunya, itukan sebuah moment lucu. Jadi mestinya kita memikirkan bahwa apa yang harus di lakukan oleh mahasiswa? tentunya mencari ilmu pengetahuan dan bertanya kepada dosen ketika membaca atau mendapatkan ilmu yang kurang di pahami, itukan sebuah proses yang baik dalam mencari ilmu pengetahuan yang tidak selalu berharap kepada dosennya. Dan perlu kita catat bersama bahwa dengan situasi yang ada saling mendukung dan memberi informasi untuk menunjang prodi kita sendiri.
ReplyDeleteseperti yang saya tuliskan di atas bahwa setiap dosen sudah melakukan perkuliahan, dengan melihat perkuliahan yang sudah di lakukan bahwa sudah ada dasar untuk mencari ilmu pengetahuan dan beberapa dosen sudah mengatakah bahwa ketika ada yang ingin di tanyakan silahkan chat saya. nah maka dari itu di butuhkan kreatifitas mahasiswa untuk mencari ilmu pengetahuan.
Terkait dosen yang belum di siplin yang memang sekarang yang di hadapi bahwa kita sebagai mahasiswa perlu untuk berkomunikasi dengan baik terkadit dengan dosen tersebut untuk melakukan aktivitas perkuliahan dan bisa mendapatkan ilmu pengetahuan.
memnag betul bahwa harusnya ada metode yang harus di terapkan dan menggunakan aplikasi apa, tetapi dosen dan juga mahasiswa belum siap untuk menghadapai proses ini sehingga apa yang terjadi kita kocar kacir dalam melakukan perkuliahan dan tidak tersistematis, dan adanya juga dosen dan mahasiswa yang tidak di siplin.
Mungkin dari bebrapa teman memiliki suatu tanggapan metode yang perlu di terapkan agar perkuliahan kita bisa efektif dan tersisteatis?
Seharusnya memang ada metode dan sistem dan program yang jelas. Ini harus sama2 di cari dari segi mahasiswa dan dosennya sihh 😁
DeleteSependapat dengan teman saya, berbicara seputar pandemi covid-19 tentu akan membawa kepada perubahan sosial yang sedang kita alami. Resiko wabah dari covid-19 menyebabkan kondisi berjarak antar individu baik berupa intimate distaance, personal distance dan sosial publik. Akibat itu semua resiko seperi kesepian, kejenuhan cenderung merujuk kebosanan berulang-ulang mengarah dalam self isolation.
DeleteSiapa yang menduga kita akhirnya melakukan kuliah online jauh sebelum pandemic corona??, tentu tidak ada yang menduga hal itu terjadi bukan. Karena jika kita telah melakukan yang namanya metode belajar dirumah masing-masing artinya rumah kita yang ditempati berpijak sedang tidak baik-baik saja. Dan sekarang telah terjadi, siap tidak siap kita telah melakukan system perkulihan di rumah masing-masing. Resiko rawannya miss komunikasi antar pihak pengajar maupun diajar sudah tidak terelakkan lagi, tidak dalam lingkup jurusan ilmu politik saja melainkan dari kalangan pelajar dari SMP, SMA, dan Mahasiswapun merasakannya.
Tentu dalam metode pembelajaran setiap pengajar memiliki metode dan kualitasnya masing-masing dan kita akan siap menerima itu. Namun yang disayangkan adalah ketika terjadi penyalah gunaan dalam mengajar, tentu akan baik ketika suatu pengajar memberikan materi ketika sudah jadwalnya dalam memberikan ilmu dalam pendidikan terkhusus kepada yang diajar. Berbicara mengenai tetapi tentu ada perbandingan yang dapat kami telaah dalam hal metode yang dibutuhkan system online ini adalah regulasi pengolahan system yang stabil dalam ada yang mengatur atau ada yang diatur agar control dalam dunia pendidikan yang sedang terjadi dapat berjalan dengan baik.
Memang sangat efesien jika ada metodenya. Tetapi kita ketahui sendiri dan alami sendiri bagaimana keadaan kita, siapa yang akan menduga bahwa kita akan kuliah Online. saya sendiri tidak memiliki bayangan untuk melakukan kuliah inline di semsster 6. Jadi dengan situasi yang kurang siap maka tidak adanya metode yang di gunakan. Nah dari masalah itulah kita di tuntut dengan kreatifitas untuk menunjang pengetahuan kita. Dosen dan Mahasiswa harusnya kreatif dalam situasi seperti ini.
DeletePeran mahasiswa seperti yang dijelaskan tentunya harus disadari oleh tiap2 yang mengaku dirinya mahasiswa. Kalo saya sendiri, membaca buku menjadi hal yang bagus ketika pandemi dan disarankan dirumah seperti ini. Dan saya melakukannya. Namun kemudian, bukankah dalam sistem perkuliahan ada sesuatu yang ingin dicapai? Hal yang ingin dicapai? Dari materi ini apa yang ingin dicapai? Itu fokus saya sebenarnya. Disisi lain kita harus kreatif dalam belajar dan membaca sendiri, saya rasa sepatutnya memang dilakukan. Bukan hanya dengan materi saja yang diberkan namun tidak ada tindak lanjut dari dosen terkait.
Delete👍👍👍👍
DeleteBetul saya sepakat dengan teman-teman bahwa harus ada pencapaian di setiap mata kuliah kita baik itu outpout maupun intpoutnya. Dengan melihat perkuliahann sekarang yang di lakukan dengan segala kekurangan ataupun kelebihannya pastinya ada konsep yang sudah di persiapkan oleh setiap mata kuliah. Dan saya rasa itu akan tercapai jika dosen dan mahasiswanya bisa bertanggung jawab sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya. Terlepas jika ada dosen yang kurang di siplin
DeleteDan tentunya kita yang harus memanfaatkan Tehnologi bukan kita yang di manfaatkan. Saya melihat bahwa kebanyakan orang yang di manfaatkan oleh tehnologi. seperti lebih banyak menggunakan instagram yang menururt saya membuang-buang waktu, mestinya kita menggunakan waktu tersebut untuk membaca buku baik itu buku ataupun tulisan di internet dan saya rasa banyak jurnal yang bisa kita baca.
ReplyDeletememang lucu melihat keputusan kemenag, perlu ada tindak lanjut terkait hal tersebut.
Kesinggung sama komen yang ini sihh. Lagi baca jurnal notif sosmed muncul😂
Deletebegitulah dinamika yag dihadapi oleh pemuda dan mahasiswa sekarang. hehe.....
DeleteApa kabar sistem perkuliahan di indonesia saat ini? Kata dan pertanyaan yang langsubg sampai jantung. Hihihihi. Bicara soal sistem kuliah online dan tatap muka, sistem kuliah tatap muka adalah yang terbaik. Benar, kuliah online punya beban tersendiri, meskipun pada awalnya menyenangkan bagi sya sebagai orang introvert tapi lama kelamaan membosankan.
ReplyDeletesejauh ini ada bad sm good nya si, goodnya sekarang kuliah kagak usah terlalu repot kekampus, mandi dan siap2,cuma buka laptop matikan kamera. Badnya ya seperti tadi, babyak orang dan juga termasuk saya yg memanfaatkan, cuma masuk kelas, matikan kamera, dan kadang tidur, materi tugas ngalir trs tp buat masuk keotak itu mandet2an dan bahkan tdk sampai.
Sebenarnya, kuliah online itu menyenangkan, seperti home schooling. meskipun bagi beberapa orang membeli paket adalah beban, tapi pandangan sya seandainya kampus dri awal punya sistem yg jelas dan program yang tersusun rapih, sya yakin kuliah online bisa lebih menyenangkan, bukan menjadi ajang memanfaatkan keadaan bagi mahasiswa. Meskipun kuliah tatap muka adalah yang terbaik, tapi di tengah pandemic seperti sekarang, kuliah online adalah jalan ninja untuk biar mahasiswa tetap bisa kuliah.
Kalau soal kulian online prodi ilmu politik, ya seperti tulisan ini gambarkan. Kurang kreatif dan disiplinnya dosen atau mahasiswa yang membuat situasi kuliah online menjadi tidak efektif.
Mungkin lebih baiknya kita lakukan diskusi yang menarik? diskusi yang bisa membuat dan menambah daya pikir dan daya kritik teman-teman.
DeleteJika Mahasiswa di suruh memilih metode apa yang harus di gunakan dlam sistem perkuliahan online kita sekarang. Maka pilihan teman-teman apa?
ReplyDeleteKalau saya sendiri tertarik di metode perkuliahan dengan lebih banyak menulis seperti menulis jurnal, menulis peersiapan proposal, menulis opini dan lain-lain.
dan saya anggap menulis di blog itu menyenangkan. hehehe....
Menurut teman-teman bagaimana?
Tentu saya juga tertarik dengan hal ini. Dimana kita ketahui saat ini kita sedang demam literasi diakibatkan bbanyaknya hoax hang bertebaran dimana2
Deleteapalgi dengan tulisan yang berbau virus Covid-19 banyak sekali hoaxnya.
DeleteMenurut saya kuliah daring ini tidak begitu efesien sebagaimana jika kuliah tatap muka. Tapi di tengah wabah coroona ini yang mengharuskan kita untuk tetap di rumah sehingga kuliah online adalah jalan satu-satunya. Kuliah online memiliki beberapa kendala baik untuk mahasiswa terlebih lagi dengan para dosen.
ReplyDeleteSeperti yang di katakan penulis, tidak semua generasi dapat merasakan kuliah online ini mungkin saja kejadian ini tidak akan terulang dan semoga tidak terulang sih😂 ini merupakan pengalaman yang langka yang dapat di ceritakan suatu saat nanti. Namun yang menjadi kegelisahan saya hanya beberapa metode kuliah yang di terapkan oleh beberapa dosen yang menurut saya sangat tidak efesien. Dimana, dengan pemberian tugas tanpa adanya materi itu cukup membingunkan terkhusus untuk saya pribadi. Dan jika di butuhkan gunakanlah metode yang dapat menarik minat mahasiswa serta memacu ardenalin mahasiswanya. Karna jika menggunakan metode yang sangat membosankan bukan tidak mungkin rasa malas akan jauh mendominasi di tambah berada di rumah saja dapat membuat seseorang menjadi kaum rebahan.
Setiap orang memang memiliki titik kebosanan masing-masing. Tapi rasa bosan itu bisa kita hilangkan dengan cara membahagiakan diri. Contohnya kuliah online ini di anggap hiburan aja, sama halnya dengan membaca buku dan membaca pesan whatsapp di HP, kenapa kita tidak bosan membaca pesan wahtsapp di hp dibandingkan dengan membaca buku. itu di karenakan kita lebih sering memegang dan membawa hp kemana-mana beda dengan buku yang hanya tersimmpan di meja balajarr. sama seperti kuliah online ini ketika selalu berfikiran berat maka tentunya akan menjadi berat.
DeleteMemang pada dasarnya bahwa keadaan yang mengharuskan kita untuk tetap melakukan aktivitas perkuliahan itu dirumah menggunakan media daring atau media online. Dan itu sudah menjadi sebuah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pusat yang diberlakukan bagi seluruh instansi-instansi negara. Jadi berbicara tentang kuliah online pada dasarnya ini menjadi hal yang pertama sebenarnya dilakukan oleh mahasiswa terkhususnya di Kampus UIN Alauddin Makassar. Bisa dikatakan awal-awal mahasiswa mungkin sangat cukup aktif dengan kuliah online ini, akan tetapi berjalannya waktu banyak kendala yang ditemukan akibat dari kuliah online ini.
ReplyDeleteKalau kita berbicara tentang hal-hal positif, kuliah online yang dijalankan sekarang melihat keadaan dan kondisi sekarang kita membatu pihak pemerintah untuk memutus rantai pandemi covid-19. Disisi lain kita masih bisa qualitytime bersama keluarga cukup besar.
Akan tetapi harus kita lihat lebih detail lagi kuliah online ini menemukan dampak efektivitasnya yang kurang baik didapatkan oleh mahasiswa. Kenapa karena dengan kuliah online ini penyampaian-penyampaian masih yang diceritakan, dikeluarkan, dan diinformasikan oleh dosen kepada mahasiswa itu kurang ditangkap diresapi oleh mahasiswa. Sehingga mahasiswa hanya dibebankan dengan tugas2. kenapa karena dengan alasan tadi, kalau sekedar informasi, lisan melalui media daring ini yakin dan percaya bahwa ilmu pengetahuan tidak mampu ditangkap baik oleh mahasiswa, beda kalau secara langsung bertatap muka menyampaikan semua informasi tentang kuliah.
Tetapi dengan keadaan media daring informasi2 itu pasti kurang ditangkap oleh mahasiswa. Makanya dosen lebih memberi tugas2 dikerjakan mahasiswa agar mahasiswa aktif sendiri untuk mengerjakan tugas itu.
Yang perlu diris bawahi berbicara tentang wilayah tidak semua daerah atau kampung mahasiswa itu memadai untuk permasalahan jaringan internet. Karena tidak semua wilayah atau daerah mendapatkan fasilitas sehingga banyak mahasiswa terkendala apabila ingin melakukan kuliah online, karena kendala jaringan kendala internet kurang memadai. Dan ini harus diketahui dosen-dosen sendiri bagaimana melakukan kuliah dan bisa dihadiri seluruh mahasiswa dan bisa mampu dikerjakan mahasiswa karena yakin dan percaya tugas2 yang diberikan mahasiswa mencarinya di internet. Karena melihat kondisi mahasiswa tidak bisa keluar mencari buku, itu harus dipikirkan oleh dosen.
Hehehe... Jaringan memang adalah salah satu problem yang utama. Dam tentunya harus ada komunikasi dengan baik terkait saling memahami.
DeleteUntuk apa banyak kuota jika sinyal kurang, itu point penting yang saya tidak masukkan dalam tulisan di atas. Hehehe...
kuliah online merupakan kebijakan dari pemerintah terhadap sektor pendidikan saat akan tetapi dalam hal ini tentu ada yg namanya pro dan kontra salah satunya yaitu kurangnya pemahaman yang di dapatkan dalam keilmuan. selain itu adanya keluhan mengenai kestabilan jaringan dikampung dan kouta internet. bagaimana pendapat penulis mengenai kabijakan yang dilakukan pemerintah saat ini disektor pendidikan?
ReplyDeleteTentunya kita ketahui bersama bahwa pemerintah tidak siap dalam menangani wabah virus Covid-19, dan kita lihat bersama bahwa aetiap kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah tidak ada yang tepat dan sesuai dengan sasaran. Mulai dari tingkatan dasar sampai keperguruan tinggi, pemerintah juga kebingungan dalam mengeluarkan setiap kebijakannya, adanya keragu-raguan dalam melakukan tindakan. Sehingga apa yang terjadi, itu semua berdampak kepada setiap pengajar dan para pelajar dalam hal melakukan aktivis proses pembelajaran. Kita bisa lihat bersama bahwa keraguan pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan yaitu dengan melihat lelucon yg telah di lakukan oleh kemenag, yang banyak di lucuti dengan bahasa kemenag prank. Saya sendiri melihat ini adanya keraguan dan tidak massifnya para petinggi pemerintah dalam melakukan komunikasi sehingga kebijakan atau kepeutusan di keluarkan dan di cabut kembali. Harapan kemudian muncul bahwa adanya keseriusan dan perbaikan yang di lakukan oleh pemerintah dalam hal mengeluarkan kebijakan di sektor pendidikan, dan yang harus kita lakukan mesti mendukung dan mengkritik jika ada kekeliruan.
DeleteMungkin teman-teman bisa mengutarakan setiap keluhannya.
ReplyDeleteKalau sendiri keluhan terbesar saya adalah waktu perkuliahan yang tidak teratur.
Kalau teman-teman keluhannya seperti apa?