Monday, April 27, 2020

Ahklak Terhadap Rasulullah Saw.



KATA PENGANTAR


Assalamu A’laikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Allah Swt. Atas limpah rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga  makalah ini bisa terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad Saw. Yang telah banyak memberikan inspirasi kepada penulis sehingga makalah yang berjudul Akhlak Terhadap Rasulullah Saw. ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya, sebagai salah satu pemenuhan tugas mata kuliah teologi islam. Walaupun didalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangan, penyusun sangat berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran guna menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini dapat menjadi sumber acuan pembelajaran kedepannya dan memberikan manfaat kepada kita semua.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.


Wassalamu A’laikum Wr.Wb



Makassar, 25 September 2017




Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
     Salah satu tantangan yang dihadapi umat Muslim dewasa ini adalah bagaimana cara meningkatkan keimanan dan kepercayaan kepada Allah SWT agar dapat menjadi hamba yang saleh dan saleha. Apalagi Indonesia saat ini  merupakan Negara yang dikenal dengan Mayoritas Umat Muslim tentu saja harus mengetahui betul tentang ajaran-ajaran agama Islam yang baik berdasarkan Al-qur’an dan Hadits.. Agar supaya kita berada di jalan yang benar dan berada di perlindungan Allah swt. Bagaimana upaya dan usaha kita untuk meningkatkan ahlak kita terhadap Allah swt. Banyak yang beragama islam tapi tidak memiliki ahlak yang baik oleh karena marilah kita bersama-sama memperbaiki diri untuk kepentingan bersama. Sesungguhnya Allah swt. Menyukai hambanya yang memiliki ahlak yang baik, baik ahlak terhadap Allah maupun ahlak sesama umat manusia. Di saman modern ini banyak sekali hal-hal yang bisa mempengeruhi kita untuk tidak dapat memiliki ahlak yang baik. Sehingga maka dari itulah marilah kita saling mengingatkan sesama umat manusia. Salah satu dari bentuk saling mengingatkan yaitu pembahasan kami dalam materi kelompok kami yang membahas tentang ahlak terhadap Allah swt.
1.2 Rumusan Masalah
1.    Apakah islam itu?
2.    Bagaimana cara kita untuk meningkatkan Ahlak terhadap Allah swt ?
3.      Upaya apa yang harus dilakukan di zaman modern ini untuk bisa memiliki Ahlak yang baik?



BAB II
PEMBAHASAN
             2.1 Islam
             Islam itu adalah agama Allah swt. Ajaran-ajaran yang berupa pokok-pokok akidah (kepercayaan) dan pokok-pokok syari’at (peraturan) telah disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. Selanjutnya beliau ditugaskan untuk menyampaikan kepada segenap manusia dan menyarankan supaya mereka memeluk agama islam dan menjalankan menurut semestinya.[1]
            Nabi Muhammad telah menerima Kitab Suci AL QUR’AN dari Tuhan. Lalu disampaikannya kepada orang banyak, persis sebaimana diterimanya. Berdasarkan perintah dan petunjuk Tuhan, beliau menjelaskan tujuan ayat-ayat yang berisi pokok soal, yaitu ayat-ayat yang tegas maksudnya. Di terangkan pula cara pelaksanaannya dalam prakteknya (perbuatan). Seterusnya orang-orang yang menerima AL QUR’AN itu Nabi menyampaikan pula kepada yang lain sambung menyambung.
2.2 Akhlak
             Ahlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang sifat tersebut timbul suatu perbuatan dengan mudah/gampang tanpa perlu pemikiran dan pertimbangan. Kata akhlak berasal Arab dari kata khuluk yang berarti dalam bahasa arab watak, kelakuan, budi pekerti, tingkah laku dan kebiasaan. [2]
Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling sempurna akhlaknya. Tujuan diutusnya adalah sebagai contoh yang paling baik untuk seluruh ummat.
Dalam sebuah hadits yang shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam besabda :
إِنَّمَا بُعِثتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخلاَقِ
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-shahihnya No.45).
Firman Allah subhaanahu wata’ala di dalam Al Qur’an, bahwa pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terdapat suri tauladan yang baik bagi segenap ummatnya.
Allah berfirman;
لَقَد كَانَ لَكُم فِي رَسُولِ اللِّهِ أُسوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَن كَانَ يَرجُو الله واليَومَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيراً
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.” (Al-Ahzab:21).[3]
Adapun berakhlak terhadap Allah Swt dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya sebagai berikut:
A.    Takwa, ialah mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Muttaqin adalah orang-orang yang memelihara diri mereka dari azab dan kemarahan Allah Swt di sunia dan di akherat.
Buah dari takwa ialah:
1. Mendapatkan sikap furqon.
2. Mendapat limpahan berkah dari langit dan dari bumi.
3. Mendapatkan jalan keluar dari kesulitan
4. Mendapatkan rezki tanpa diduga-duga
5. Mendapatkan kemudahan dalam segala urusan
6. Menerima pengampunan dosa serta mendapatkan pahala yang besar.
B.     Cinta dan ridho, ialah: kesadaran diri, perasaan jiwa dan dorongan hati yang menyebabkan seseorang terpaut hatinya kepada apa yang dicintainya dengan penuh semangat dan rasa kasih saying.
Cinta adalah fitrah yang dimiliki setiap orang Islam. Mencintai Allah Swt lebih utama, baru kemudian mencintai Rasul, kemudian baru mencintai orang tua dan anak.
C. Ikhlas, ialah: berasal dari bahasa Arab yang artinya bersih, jernih, murni, tidak bercampur. Ikhlas ialah beramal semata-mata mengharapkan ridho Allah. Ikhlas juga artinya tanpa pamrih.
Tiga unsur ikhlas:
1. Niat yang ikhlas. Dalam Islam faktor niat sangat lah penting. Apasaja yang dilakukan oleh seorang muslim haruslah berdasarkan niat mencari ridho Allah Swt bukan berdasarkan motivasi lain.
2. Beramal dengan sebaik-baiknya. Niat ikhlas harus diikuti dengan amal yang sebaik baiknya, seorang muslim yang mengaku Ikhlas melakukan sesuatu harus membuktikannya dengan melakukan perbuatan itu sebaik-baiknya.
3. Memanfaatkan hasil usaha dengantepat. Misalnya menuntut ilmu.
D. Khauf dan Raja’ ialah: takut dan harap adalah sepasang sikap batin yang harus dimiliki secara seimbang oleh setiap muslim. Bila salah satu dominan dari yang lainnya akan melahirkan pribadi yang tidak seimbang. Dominan khauf menyebabkan sikap pesimisme dan putus asa, sementara dominan Raja’ menyebabkan seseorang lalai dan lupa diri serta merasa aman dari azab Allah. Yang pertama adalah sikap orang kafir dan yang kedua adalah sikap orang yang merugi.
Khauf adalah kegalauan hati yang membayangkan sesuatu yang tidak disukai yang akan menimpanya, atau membayangkan hilangnya sesuatu yang disukai.
Raja’ atau harap adalah memautkan hati kepada sesuatu yang disukai pada masa yang akan datang.
E. Tawakkal, adalah membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah, dan menyerahkan keputusan segala sesuatu pada Allah.
Orang yang beriman dan bertawakkal tidak akan takut menghadapi masa depan, tidak kaget dengan segala kejutan, hatinya tenang dan tentram karena yakin akan keadilan dan rahmat Allah. Tawakkal juga harus diiringi dengan ikhtiar.
F.  Syukur, adalah memuji si pemberi nikmat atas kebaikan yang telah dilakukannya. Syukur seorang hamba berkisar atas 3 hal: yaitu apabila ketiganya tidak berkumpul, maka tidak dinamakan bersyukur. Pertama mengakui nikmat dalam batin, kemudian membicarakannya secara lahir, dan menjadikannya sebagai sarana untuk taat kepada Allah. Jadi syukur itu berkaitan dengan hati, lisan dan anggota badan. Sebagaimana telah dijelaskan dengan ayat di bawah ini :
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ
Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan Ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS.al-Baqarah:152)[4]
G. Muraqabah, ialah menjaga, mengawal, menanti, dan mengamati, semua pengertian kata raqabah ialah pengawasan karena apabila seseorang mengawasi sesuatu dia akan mengamati, menantikan, menjaga dan mengawasi. Jadi muraqabah ialah pengawasan.
H. Taubat, ialah kembali. Orang yang bertaubat kepada Allah adalah orang yang kembali dari sesuatu menuju sesuatu,kembali dari sifat-sifat yang tercela menuju sifat-sifat yang terpuji, kembali dari larangan Allah menuju perintahNya, kembali dari maksiat menuju kepada taat dll.
Taubat ada beberapa dimensi yaitu:
1. Menyadari kesalahan.
2. Menyesali kesalahan.
3. Memohon ampun kepada Allah Swt.
4. Berjanji tidak akan mengulanginya.[5]
      2.3  Upaya apa yang harus dilakukan di zaman modern ini untuk bisa memiliki Ahlak yang baik
 1. Lebih Pandai Identifikasi Benar dan Salah
Mengetahui benar dan salah adalah suatu hal utama yang harus diketahui dan diusahakan agar diri kita menjadi orang lebih baik dan berakhlak.
Mengapa ini penting ?
Pasti kita tau bahwa tidak mungkin orang yang benar akan merasa takut ketika dituduh dan orang salah akan berani menentang. Dari hal itu bisa diambil pelajaran bahwa kita harus berusaha selalu menjadi orang yang baik dalam artian jujur melakukan semua hal dengan benar dan memperbaiki segala kesalahan menjadi lebih baik supaya kita tidak takut karena kita benar.
Selain itu ingat bahwa orang yang berjalan pada kebenaran akan selalu mendapat berkah dan orang yang berjalan pada kesalahan akan mendapat ketidaktenangan dan kegelisahan dihatinya.
2. Menjadi Lebih Optimis dan Berfikir Positif
Usaha untuk selalu optimis dan berpikir positif meskipun menghadai situasi buruk adalah suatu hal yang harus dilakukan. Jika kita berpikir positif maka kita akan merasa tenang, dan jika tidak bisa tenang setidaknya kita bisa berfikir dengan tanpa tergesa-gesa mengenai bagaimana cara untuk keluar dari situasi yang buruk.
Memiliki pikiran positif akan memberikan perubahan terhadap pola kehidupan kita. Masalah akan lebih mudah untuk dipecahkan, dan ini membantu kita menghadapi tantangan yang lebih hebat dalam hidup. Sehingga karena hal itu otomatis akhlak kita akan bisa berubah menjadi lebih baik seiring berjalannya waktu.
3. Berusaha Untuk Berempati
Berusaha untuk menempatkan diri pada posisi orang lain perlu untuk dilakukan sebab hal itu akan membantu kita dalam memahami orang yang lebih baik dan dengan sendirinya tentu akan membuat diri kita menjadi ikut lebih baik.
Berempati selalu membuat hubungan antar sesama menjadi lebih baik, bukan hanya itu melainkan rasa peduli juga akan membuat akhlak kita menjadi lebih baik karena bila kita berhasil dalam memahami perasaan orang lain dan tidak bersikap egois, jelas hati akan tersentuh dan akhirnya muncul efek baik dari hal tersebut.

4. Tidak Pernah Pandang Bulu
Perilaku pilih-pilih dalam hal berteman harus segera dituntaskan. Pandang bulu hanya akan  membuat kita menjadi tidak dapat teman. Kita tidak boleh membedakan antara satu dan yang lainnya, karena semuanya diciptakan oleh Allah dalam keadaan sama dan tiada perbedaan. Perbedaan manusia hanyalah karena orangnya sendiri, karena ilmu dan pengetahuanlah orang menjadi berbeda-beda.
Kita harus menuntut ilmu dan pengetahuan sebanyak mungkin agar harga diri kita bisa terangkat baik didunia dan di akhirat. Tapi kita tidak boleh lupa untuk selalu menghargai dan tidak pilih-pilih teman agar jiwa kita tidak menjadi orang yang sombong.
Mari belajar untuk memberikan perlakuan yang sama kepada semua orang. Bisa memposisikan semua orang sama dalam hal pergaulan merupakan pokok penting yang harus kita lakukan untuk menjadi orang yang baik.
Orang-orang yang memiliki kualitas seperti ini kebanyakan akan menjadi orang yang dihargai di semua tempat dan memiliki sifat yang baik.
5. Jaga Perkataan
Jika berbicara lakukan dengan hati­-hati dan sebelum bicara pertimbangkan dulu apakah perkataan itu baik diomongkan atau tidak, dan jika tidak baik maka lebih baik diam, karena semua kata­-kata yang telah diucapkan tidak akan dapat ditarik kembali.
Jika kita berbicara dalam cara yang kasar, bisa-bisa melukai orang lain dan akan membuat perilaku yang tidak baik bagi kita. Oleh karena itu mari selalu mencoba untuk menjadi lembut disetiap berbicara. Manfaatnya tanpa kita sadar selain akan membuat diri kita menjadi orang yang berakhlak dan berbudi pekerti baik kita juga akan disukai banyak orang.
6. Selalu Menghormati Orang Lain
Semua orang butuh sebuah penghargaan. Bila kita ingin dihormati maka kita harus menghormati terlebih dahulu orang disekitar kita. Dengan memberi penghormatan sikap atau perilaku kepada orang lain tidak akan mengurangi kehormatan kita melainkan jauh akan lebih membuat diri kita menjadi lebih baik.
7. Selalu Memaafkan Dan Minta Maaf
Hidup ini tidak kekal dan hidup ini terlalu singkat untuk menyimpan dendam, maka mari kita lepaskan kemarahan dengan melakukan hal positif serta memaafkan orang yang membuat sebuah kesalahan kepada kita.
Sesuai fakta dan kenyataan, bila kita melakukan hal ini maka tanpa disuruh nanti dengan sendirinya kita akan tumbuh menjadi orang yang lebih baik dan menjadi orang berakhlak mulia.
Meminta maaf kepada orang lain bila kita mempunyai masalah kepadanya tentu juga tidak akan mengurangi harga diri kita sebagai seorang manusia yang baik, tapi akan membuat kita menjadi terbebas dari masalah serta citra dan akhlak kita akan menjadi lebih baik. Dengan kita meminta maaf pada orang yang telah kita buat marah dan sebagainya maka dengan itu akhlak akan terbawa menjadi lebih baik dengan sendirinya.
8. Jaga Pergaulan
Pergaulan sangat menentukan akhlak serta kepribadian seseorang, sehingga dalam bergaul kita boleh memilih setiap orang dan jadikan semua orang sebagai kawan tetapi kita harus bisa memilah perilaku yang baik untuk dicontoh. Kita tidak boleh ikut terjerumus dalam lubang yang gelap bila teman kita termasuk orang yang berakhlak kurang baik. Lebih baik selalu dekati teman yang berperilaku baik dan berakhlak baik dengan tanpa menjauhi teman yang memiliki akhlak kurang baik agar teman kita menjadi banyak. Kita harus memiliki teman baik dan kurang baik secara imbang. Manfaatnya supaya kita bisa mendapat pengaruh baik dari teman yang baik dan memilah perilaku jelek dari kawan yang perilakunya kurang baik.
9. Tidak Mengulangi Kesalahan
Bila kita ingin menjadi orang yang lebih baik lagi, maka kita harus belajar untuk mengidentifikasi kesalahan­-kesalahan untuk dijadikan pedoman agar kita tidak terjerumus pada lubang kesalahan untuk yang kedua kalinya.
10. Cari Hal Yang Disuka Orang Lain
Mencari suatu hal yang disuka orang lain itu penting. Hl ini dilakukan supaya kita bisa meminimalisir dalam melakukan suatu hal yang dibenci orang terdekat kita. Bila kita meminimalisir serta memilah kebaikan dan hal yang disuka orang maka cenderung kita akan mudah untuk melakukan hal yang baik serta hal itu pula akan disukai orang lain dan nanti akhlak kita dengan sendirinya akan menjadi lebih baik.
11. Berusahalah Menjadi Orang Yang Bermanfaat Bagi Orang Lain
Pahami kelebihan kemudian berusahalah untuk menjadi orang yang berguna bagi orang lain dan jangan pernah menyerah, selalu bantu orang yang membutuhkan pertolongan itu wajib. Karena dari melakukan kebaikan sekecil apapun itu kita akan menjadi lebih baik.
12. Mendekatkan Diri
Sesudah kita berusaha maka kita harus berdoa meminta kepada Allah agar akhlak dan pribadi kita dirubah menjadi lebih baik dan dijauhkan dari hal yang jelek. Dengan ridhonya, segala hal yang kita inginkan termasuk menjadi orang yang lebih baik akan semakin mudah tercapai.[6]     
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Islam itu adalah agama Allah swt. Ajaran-ajaran yang berupa pokok-pokok akidah (kepercayaan) dan pokok-pokok syari’at (peraturan) telah disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. Selanjutnya beliau ditugaskan untuk menyampaikan kepada segenap manusia dan menyarankan supaya mereka memeluk agama islam dan menjalankan menurut semestinya. Ahlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang sifat tersebut timbul suatu perbuatan dengan mudah/gampang tanpa perlu pemikiran dan pertimbangan. Kata akhlak berasal Arab dari kata khuluk yang berarti dalam bahasa arab watak, kelakuan, budi pekerti, tingkah laku dan kebiasaan. Oleh karena itulah marilah kita sesama umat manusia salling menghargai sesama dan mempererat tali silaturahmi serta beribada kepada Allah swt. Dan memiliki ahklak yang baik di matanya sehingga selalu mendapatkan perlinuingan dan pertolongannya.
3.2  Implikasi
Salah satu cara untuk memiliki akhlak yang baik adalah melakukan perintah Allah swt. Dan menjahui segala larangannya. Adapun cara mendekatkan diri kepada Allah swt. Yaitu melaksanakan shalat tepat waktu, berpuasa ( sunnah maupun wajib), sedekah dan Zakat. Di masa yang modern ini banyak sekali problem yang bisa membuat kita untuk berada dijalan yang salah oleh karena itu marilah kita memperkuat ahklak dan iman kita supaya berada di jalan yang diridhoi oleh Allah swt. Salah satu problem yang biasa terjadi di lingkungan masyarakat adalah saling tidak menghormati sesama umat manusia sehingga tidak adanya saling rasa ingin saling menolong. Sehingga apabila itu sering terjadi maka ahlak yang kita punya tidak baik di mata masyarakat apalagi dimata Allah swt. Oleh karena marilah kita saling menghormati sesama manusia maka terciptalah rasa inign saling tolong menolong.
DAFTAR  PUSTAKA
Shaltut, Syeikh Mahmud.1984.akidah dan syari’ah islam I.Jakarta:Bina Aksara
Shaltut, Syeikh Mahmud.1984.akidah dan syari’ah islam II.Jakarta:Bina Aksara
(Online).(www.Moslemdoctors.wordpress.com), diakses pada 28 september 2017 pukul 19.00 Wita
(Online).(https://rascalrika.wordpress.com), diakses pada 25 September 2017 pukul 20.00 Wita
(Online).(www.spengetahuan.com), diakses pada 25 September 2017 pukul 20.30 Wita
(Online).(www.Sanggrahantira.blogspot.com), diakses pada 25 September 2017 pukul 20.30 Wita






                                                               



[1] Shaltut, Syeikh Mahmud.akidah dan syari’ah islam I.(Bina Aksara, Jakarta, 1984)
[2] Shaltut, Syeikh Mahmud.akidah dan syari’ah islam II.( Bina Aksara, Jakarta, 1984)
[3] www.Moslemdoctors.wordpress.com, diakses pada 28 september 2017 pukul 19.00 Wita
[4] https://rascalrika.wordpress.com, diakses pada 25 September 2017 pukul 20.00 Wita
[5] www.spengetahuan.com, diakses pada 25 September 2017 pukul 20.30 Wita
[6] www.Sanggrahantira.blogspot.com), diakses pada 25 September 2017 pukul 20.30 Wita

No comments:

Post a Comment