Thursday, April 30, 2020

Gerakan Ummat Keselematan



Fenomena wabah penyakit yang menyebar dengan cepat yang membuat beberapa negara memusatkan perhatiannya terhadap wabah Virus Covid-19. Wabah penyakit ini tidak hanya berdampak di bidang kesehatan tetapi memiliki banyak dampak di karenakan oleh virus Covid-19 ini, dimulai dari bidang ekonomi, pemerintahan, dan bidang pendidikan, tidak hanya itu wabah virus Covid-19 ini sampai mempengaruhi pada aktivitas-aktivitas di tempat-tempat ibadah.

Wabah penyakit ini memaksa kita untuk tetap di rumah aja, yang kemudian himbauan ataupun berbagai aturan yang sudah di keluarkan oleh Pemerintah Indonesia dalam hal penanganan wabah Virus Covid-19. Berbagai tempat-tempat keramaian terpaksa dilarang untuk melakukan aktivitas, tentunya hal ini sangat mengganggu aktivitas-aktivitas masyarakat di seluruh Indonesia.

Sejak wabah virus Covid-19 ini di konfirmasi sudah masuk di Indonesia ataupun sudah ada masyarakat yang positif terkena wabah virus Covid-19. Beberapa aktivitas-aktivas yang kemudian sudah sangat melekat pada masyarakat Indonesia terpaksa tidak berjalan sesuai dengan hari-hari biasanya. Aktivitas-aktivitas yang banyak di lakukan di tempat-tempat umum atau di ruangan dan berkumpul kemudian dilarang, dan kini di beberapa aktivitas di lakukan dengan cara online seperti aktivitas pendidikan, pemerintahan, dan aktivitas jual beli yang banyak di lakukan secara online.

Tentunya hal ini memiliki dampak yang sangat besar terhadap pertumbuhan ataupun aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat. Banyak masyarakat yang di rugikan oleh wabah virus Covid-19 ini. Besarnya pengaruh Covid-19 ini sehingga tingkat ekonomi ataupun pekerjaan yang sangat terkena dampaknya. Kenapa, banyak para pedagang yang dirugikan, para perusahaan swasta yang melakukan pemecatan atau pemberhentian sementara dikarenakan aktivitas-aktivitas di perusahaan tersebut terhambat, sehingga berdampak kepada segi ekonomi di perusahaan. Dengan besarnya pengaruh wabah virus Covid-19 ini Pemerintah Indonesia tidak hanya berfokus kepada penanganan di bidang kesehatan, tetapi pemerintah harus bekerja ekstra dalam menangani penyakit ini. Karena melihat keadaan sekarang yang kebanyakan masyarakat Indonseia memiliki pendapatan yang rendah dan pekerjaan yang tidak menetap, tentunya menjadi suatu problem dengan adanya wabah virus ini, yang kemudian harus di pikirkan untuk melihat kesejahteraan masyarakatnya.

Bidang pemerintahan yang sekaligus pemerintah yang mengeluarkan himbauan atau larangan akan aktivitas-aktivitas berkumpul di suatu tempat, yang kemudian banyak pekerjaan pemerintah yang di lakukan dengan berkumpul dengan banyak orang. Efeknya apa? Beberapa aktivitas tersebut di lakukan secara online, seperti aktivitas pengambilan sumpah yang dilakukan oleh para CPNS yang telah di lantik menjadi PNS (Pegawai Negri Sipil) yang dilakukan pengambilan sumpah secara online. Hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai penyeberan wabah virus Covid-19.

Bidang pendidikan yang juga terkena dampaknya, para perguruan tingi dan tingkatan sekolah yang proses perkuliahan dan proses sistem belajar mengajar banyak di lakukan secara online. Tetapi hal yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di tingkatan sekolah dasar (SD) di banyak wilayah di Indonesa itu dilakukan secara kreatif mungkin, seperti para pengajar atau guru sekolah dasar menemui muridnya satu persatu di rumahnya untuk melakukan aktivitas belajar mengajar. Cara ini kemudian yang banyak di lakukan oleh guru sekolah dasar, karna banyak siswa-siswinya yang kurang mampu dalam hal membeli sebuah handpone untuk melakukan proses belajar mengajar secara online.
Di tengah-tengah wabah virus Covid-19 ini banyak sekali gerakan-gerakan sosial yang dilakukan oleh masyarakat. Tidak hanya Pemerintah pusat sampai kepemerintah di setiap daerah yang melakukan gerakan untuk memutus mata rantai virus ini, tetapi kita bisa melihat bahwa nilai-nilai sosial yang tinggi kemudian banyak yang muncul. Berbagai LSM, Organisasi dan komunitas komunitas kecil yang melakukan gerakan-gerakan kemanusian dalam membantu menangani wabah virus Covid-19.

Gerakan sosial ini dilakukan dengan membantu masyarakat yan kurang mampu di bidang ekonomi dan gerakan di lakukan seperti membagikan masker, membagikan handsenetaiser, penyemprotan desinfektan dan memberikan sembilan pahan pokok. Kita bisa melihat bahwa dengan beragamnya suku bangsa, budaya, dan adat yang ada di Indonesia yang kemudian membuat suatu gerakan sosial dengan kekompakan yang tidak memandang latar belakang untuk membantu suatu wilayah atau masyarakat di suatu tempat. Gerakan sosial ini muncul mewarnai kehidupan dalam bermasyarakat yang ada di Indonesia yang kemudian sudah tercantum dalam “Bhinneka Tuggal Ika” sebuah kata dan filosi yang sangat tinggi yang kemudian di tandai dengan kekompakan dengan memperlihatkan bahwa kita satu yatu bangsa Indonesia, Bertumpah darah Indonesia dan Berbahasa Indonesia.

Gerakan-gerakan yang timbul kemudian tidak hanya pada bidang sosial tetapi di bidang kesehtan yang menjadi sorotan utama. Dimana banyak para tenaga medis ataupun dokter yang kemudian turun tangan dalam hal penanganan virus ini, dengan membuat penelitian dan melakukan anjuran dalam hal penanganan virus ini. Melihat banyak gerakan yang muncul untuk kebaikan bersama yang terdorong atas dasar kemanusian dan kemudian menjadi point penting dalam kehidupan bermasyarakat.

Harapan seluruh masyarakat Indonesia agar supaya kita melakukan gerakan bersama-sama untuk memerangi virus ini agar supaya wabah virus Covid-19 dapat cepat di tanggulangi sehingga kemudian virus ini tidak lagi menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia dan seluruh ummat yang ada di dunia ini. Gerakan ini kita harapkan bisa bertahan sampai wabah virus ini dapat di redahkan dan gerakan-gerakan kemanusian ini tetap ada di Indonesia untuk kebaikan kita bersama, tentunya beberapa gerakan ini bisa mengurangi penyebaran virus Covid-19 dan dapat berperan penting terhadap orang-orang yang sangat membutuhkan bantuan.



Wednesday, April 29, 2020

Antara Agama dan Negara (Polemik yang terjadi di tengah-tengah masyarakat)


         

Waktu yang cukup panjang dalam menangani dan mencegah penyebaran virus Covid-19 di beberapa wilayah yang ada di Indonesia. Beberapa wilayah yang sudah terdampak oleh wabah penyakit ini salah satunya Sulawesi Selatan yang  menjadi wilayah yang terkena wabah penyakit  yang ada di Indonesia. Kabupaten Bantaeng yang terletak di pulau Sulawesi Selatan yang melakukan pencegahan terhadap virus Covid-19, yang kemudian Pemerintah Kabupaten Bantaeng telah melakukan antisipasi terkait penyebaran virus Covid-19. Menurut data yang telah di ketahui di Indonesia sudah ada 9.771 kasus Covid-19 di Indonesia. Di Sulawesi Selatan memiliki 1.164 Orang Dalam Peantauan (ODP),  291 Pasien Dalam Pemantauan (PDP) dan 306 Postif, data ini yang telah di update oleh pemerintah Sulawesi Selatan pada hari Rabu 29 April 2020. Dan di Kabupaten Bantaeng memiliki 84 Orang Dalam Peantauan, 2 Pasien Dalam Pemantauan dan 0 Postif.

Ada beberapa problem yang terjadi di tengah-tengah masyarakat dalam memahami kondisi ataupun situasi yang sedang terjadi sekarang ini seperti pertentangan masyarakat dan pemerintah setempat akan hal pelarangan sementara dalam melakukan shalat jamaah di masjid. Hal ini sudah di rapatkan oleh Pemerintah Kabupaten Bantaeng dan para pengurus masjid yang kemudian di lakukan di setiap kantor kecamatan yang menuai kesepakatan akan melakukan shalat di rumah masing-masing. Tentunya hal ini menjadi problem bagi masyarakat Kabupaten Bantaeng. Kenapa, karna kebanyakan Masyarakat yang ada di kabupaten Bantaeng memiliki pandangan-pandangan yang bisa di katakan salah.

Dengan melihat data yang sudah di keluarkan oleh Pemerintah baik itu pusat sampai ke daerah mestinya masyarakat bisa sadar akan bahaya penyakit ini, dan melihat data yang ada di Kabupaten Bantaeng alhamdulillah belum ada yang positif. Tentunya lebik baik kita mencegah dari pada mengobati begitulah pepatah mengatakannya. Dan juga sudah di jelaskan oleh agama terkait masalah ini. Harusnya masyarakat di setiap wilayah mendukung pemerintah dalam hal penangan wabah penyakit ini, tidak malah membantah dan melakukan pelanggaran ataupun tidak taat terhadap aturan yang sudah di keluarkan oleh pemerintah.

Dengan kondisi yang  seperti ini banyak orang yang bingung di mana pada saat ini adalah bulan suci ramadhan dan salah satu aktivitas yang penting dalam bulan ramadhan adalah shalat tarwih berjamaah di masjid tetapi dengan adanya vius Covid-19 ini maka aktivitas yang selalu di lakukan oleh para pemeluk agama Islam ini tidak berjalan sesuai dengan biasanya. Yang kemudian banyak masyarakat membantah aturan ini, memang situasi ini di lema antara taat dengan agama ataupun taat dengan pemerintah, tetapi ketika kita merujuk di sisi agama bahwa sudah banyak penjelasan akan penyelesaian masalah ini. jadi sebagai masyarakat yang baik dan cerdas kita mestinya melihat keadaan yang ada dan melakukan yang terbaik. Dan menurut kaca mata saya sediri bahwa mestilah kita menghindari penyakit ini dan semoga kita di jauhkan dan kita ikuti aturan pemerintah dan tetap melaksanakan anjuran dari agama yang tidak sesuai dengan keadaan yang ada sekarang, seperti kita bisa melakukan shalat tarwih di rumah, selain kita manaati aturan pemerintah kita juga menjalankan syariat agama Islam.

Monday, April 27, 2020

Ahklak Terhadap Rasulullah Saw.



KATA PENGANTAR


Assalamu A’laikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Allah Swt. Atas limpah rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga  makalah ini bisa terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad Saw. Yang telah banyak memberikan inspirasi kepada penulis sehingga makalah yang berjudul Akhlak Terhadap Rasulullah Saw. ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya, sebagai salah satu pemenuhan tugas mata kuliah teologi islam. Walaupun didalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangan, penyusun sangat berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran guna menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini dapat menjadi sumber acuan pembelajaran kedepannya dan memberikan manfaat kepada kita semua.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.


Wassalamu A’laikum Wr.Wb



Makassar, 25 September 2017




Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
     Salah satu tantangan yang dihadapi umat Muslim dewasa ini adalah bagaimana cara meningkatkan keimanan dan kepercayaan kepada Allah SWT agar dapat menjadi hamba yang saleh dan saleha. Apalagi Indonesia saat ini  merupakan Negara yang dikenal dengan Mayoritas Umat Muslim tentu saja harus mengetahui betul tentang ajaran-ajaran agama Islam yang baik berdasarkan Al-qur’an dan Hadits.. Agar supaya kita berada di jalan yang benar dan berada di perlindungan Allah swt. Bagaimana upaya dan usaha kita untuk meningkatkan ahlak kita terhadap Allah swt. Banyak yang beragama islam tapi tidak memiliki ahlak yang baik oleh karena marilah kita bersama-sama memperbaiki diri untuk kepentingan bersama. Sesungguhnya Allah swt. Menyukai hambanya yang memiliki ahlak yang baik, baik ahlak terhadap Allah maupun ahlak sesama umat manusia. Di saman modern ini banyak sekali hal-hal yang bisa mempengeruhi kita untuk tidak dapat memiliki ahlak yang baik. Sehingga maka dari itulah marilah kita saling mengingatkan sesama umat manusia. Salah satu dari bentuk saling mengingatkan yaitu pembahasan kami dalam materi kelompok kami yang membahas tentang ahlak terhadap Allah swt.
1.2 Rumusan Masalah
1.    Apakah islam itu?
2.    Bagaimana cara kita untuk meningkatkan Ahlak terhadap Allah swt ?
3.      Upaya apa yang harus dilakukan di zaman modern ini untuk bisa memiliki Ahlak yang baik?



BAB II
PEMBAHASAN
             2.1 Islam
             Islam itu adalah agama Allah swt. Ajaran-ajaran yang berupa pokok-pokok akidah (kepercayaan) dan pokok-pokok syari’at (peraturan) telah disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. Selanjutnya beliau ditugaskan untuk menyampaikan kepada segenap manusia dan menyarankan supaya mereka memeluk agama islam dan menjalankan menurut semestinya.[1]
            Nabi Muhammad telah menerima Kitab Suci AL QUR’AN dari Tuhan. Lalu disampaikannya kepada orang banyak, persis sebaimana diterimanya. Berdasarkan perintah dan petunjuk Tuhan, beliau menjelaskan tujuan ayat-ayat yang berisi pokok soal, yaitu ayat-ayat yang tegas maksudnya. Di terangkan pula cara pelaksanaannya dalam prakteknya (perbuatan). Seterusnya orang-orang yang menerima AL QUR’AN itu Nabi menyampaikan pula kepada yang lain sambung menyambung.
2.2 Akhlak
             Ahlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang sifat tersebut timbul suatu perbuatan dengan mudah/gampang tanpa perlu pemikiran dan pertimbangan. Kata akhlak berasal Arab dari kata khuluk yang berarti dalam bahasa arab watak, kelakuan, budi pekerti, tingkah laku dan kebiasaan. [2]
Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling sempurna akhlaknya. Tujuan diutusnya adalah sebagai contoh yang paling baik untuk seluruh ummat.
Dalam sebuah hadits yang shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam besabda :
إِنَّمَا بُعِثتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخلاَقِ
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-shahihnya No.45).
Firman Allah subhaanahu wata’ala di dalam Al Qur’an, bahwa pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terdapat suri tauladan yang baik bagi segenap ummatnya.
Allah berfirman;
لَقَد كَانَ لَكُم فِي رَسُولِ اللِّهِ أُسوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَن كَانَ يَرجُو الله واليَومَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيراً
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.” (Al-Ahzab:21).[3]
Adapun berakhlak terhadap Allah Swt dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya sebagai berikut:
A.    Takwa, ialah mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Muttaqin adalah orang-orang yang memelihara diri mereka dari azab dan kemarahan Allah Swt di sunia dan di akherat.
Buah dari takwa ialah:
1. Mendapatkan sikap furqon.
2. Mendapat limpahan berkah dari langit dan dari bumi.
3. Mendapatkan jalan keluar dari kesulitan
4. Mendapatkan rezki tanpa diduga-duga
5. Mendapatkan kemudahan dalam segala urusan
6. Menerima pengampunan dosa serta mendapatkan pahala yang besar.
B.     Cinta dan ridho, ialah: kesadaran diri, perasaan jiwa dan dorongan hati yang menyebabkan seseorang terpaut hatinya kepada apa yang dicintainya dengan penuh semangat dan rasa kasih saying.
Cinta adalah fitrah yang dimiliki setiap orang Islam. Mencintai Allah Swt lebih utama, baru kemudian mencintai Rasul, kemudian baru mencintai orang tua dan anak.
C. Ikhlas, ialah: berasal dari bahasa Arab yang artinya bersih, jernih, murni, tidak bercampur. Ikhlas ialah beramal semata-mata mengharapkan ridho Allah. Ikhlas juga artinya tanpa pamrih.
Tiga unsur ikhlas:
1. Niat yang ikhlas. Dalam Islam faktor niat sangat lah penting. Apasaja yang dilakukan oleh seorang muslim haruslah berdasarkan niat mencari ridho Allah Swt bukan berdasarkan motivasi lain.
2. Beramal dengan sebaik-baiknya. Niat ikhlas harus diikuti dengan amal yang sebaik baiknya, seorang muslim yang mengaku Ikhlas melakukan sesuatu harus membuktikannya dengan melakukan perbuatan itu sebaik-baiknya.
3. Memanfaatkan hasil usaha dengantepat. Misalnya menuntut ilmu.
D. Khauf dan Raja’ ialah: takut dan harap adalah sepasang sikap batin yang harus dimiliki secara seimbang oleh setiap muslim. Bila salah satu dominan dari yang lainnya akan melahirkan pribadi yang tidak seimbang. Dominan khauf menyebabkan sikap pesimisme dan putus asa, sementara dominan Raja’ menyebabkan seseorang lalai dan lupa diri serta merasa aman dari azab Allah. Yang pertama adalah sikap orang kafir dan yang kedua adalah sikap orang yang merugi.
Khauf adalah kegalauan hati yang membayangkan sesuatu yang tidak disukai yang akan menimpanya, atau membayangkan hilangnya sesuatu yang disukai.
Raja’ atau harap adalah memautkan hati kepada sesuatu yang disukai pada masa yang akan datang.
E. Tawakkal, adalah membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah, dan menyerahkan keputusan segala sesuatu pada Allah.
Orang yang beriman dan bertawakkal tidak akan takut menghadapi masa depan, tidak kaget dengan segala kejutan, hatinya tenang dan tentram karena yakin akan keadilan dan rahmat Allah. Tawakkal juga harus diiringi dengan ikhtiar.
F.  Syukur, adalah memuji si pemberi nikmat atas kebaikan yang telah dilakukannya. Syukur seorang hamba berkisar atas 3 hal: yaitu apabila ketiganya tidak berkumpul, maka tidak dinamakan bersyukur. Pertama mengakui nikmat dalam batin, kemudian membicarakannya secara lahir, dan menjadikannya sebagai sarana untuk taat kepada Allah. Jadi syukur itu berkaitan dengan hati, lisan dan anggota badan. Sebagaimana telah dijelaskan dengan ayat di bawah ini :
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ
Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan Ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS.al-Baqarah:152)[4]
G. Muraqabah, ialah menjaga, mengawal, menanti, dan mengamati, semua pengertian kata raqabah ialah pengawasan karena apabila seseorang mengawasi sesuatu dia akan mengamati, menantikan, menjaga dan mengawasi. Jadi muraqabah ialah pengawasan.
H. Taubat, ialah kembali. Orang yang bertaubat kepada Allah adalah orang yang kembali dari sesuatu menuju sesuatu,kembali dari sifat-sifat yang tercela menuju sifat-sifat yang terpuji, kembali dari larangan Allah menuju perintahNya, kembali dari maksiat menuju kepada taat dll.
Taubat ada beberapa dimensi yaitu:
1. Menyadari kesalahan.
2. Menyesali kesalahan.
3. Memohon ampun kepada Allah Swt.
4. Berjanji tidak akan mengulanginya.[5]
      2.3  Upaya apa yang harus dilakukan di zaman modern ini untuk bisa memiliki Ahlak yang baik
 1. Lebih Pandai Identifikasi Benar dan Salah
Mengetahui benar dan salah adalah suatu hal utama yang harus diketahui dan diusahakan agar diri kita menjadi orang lebih baik dan berakhlak.
Mengapa ini penting ?
Pasti kita tau bahwa tidak mungkin orang yang benar akan merasa takut ketika dituduh dan orang salah akan berani menentang. Dari hal itu bisa diambil pelajaran bahwa kita harus berusaha selalu menjadi orang yang baik dalam artian jujur melakukan semua hal dengan benar dan memperbaiki segala kesalahan menjadi lebih baik supaya kita tidak takut karena kita benar.
Selain itu ingat bahwa orang yang berjalan pada kebenaran akan selalu mendapat berkah dan orang yang berjalan pada kesalahan akan mendapat ketidaktenangan dan kegelisahan dihatinya.
2. Menjadi Lebih Optimis dan Berfikir Positif
Usaha untuk selalu optimis dan berpikir positif meskipun menghadai situasi buruk adalah suatu hal yang harus dilakukan. Jika kita berpikir positif maka kita akan merasa tenang, dan jika tidak bisa tenang setidaknya kita bisa berfikir dengan tanpa tergesa-gesa mengenai bagaimana cara untuk keluar dari situasi yang buruk.
Memiliki pikiran positif akan memberikan perubahan terhadap pola kehidupan kita. Masalah akan lebih mudah untuk dipecahkan, dan ini membantu kita menghadapi tantangan yang lebih hebat dalam hidup. Sehingga karena hal itu otomatis akhlak kita akan bisa berubah menjadi lebih baik seiring berjalannya waktu.
3. Berusaha Untuk Berempati
Berusaha untuk menempatkan diri pada posisi orang lain perlu untuk dilakukan sebab hal itu akan membantu kita dalam memahami orang yang lebih baik dan dengan sendirinya tentu akan membuat diri kita menjadi ikut lebih baik.
Berempati selalu membuat hubungan antar sesama menjadi lebih baik, bukan hanya itu melainkan rasa peduli juga akan membuat akhlak kita menjadi lebih baik karena bila kita berhasil dalam memahami perasaan orang lain dan tidak bersikap egois, jelas hati akan tersentuh dan akhirnya muncul efek baik dari hal tersebut.

4. Tidak Pernah Pandang Bulu
Perilaku pilih-pilih dalam hal berteman harus segera dituntaskan. Pandang bulu hanya akan  membuat kita menjadi tidak dapat teman. Kita tidak boleh membedakan antara satu dan yang lainnya, karena semuanya diciptakan oleh Allah dalam keadaan sama dan tiada perbedaan. Perbedaan manusia hanyalah karena orangnya sendiri, karena ilmu dan pengetahuanlah orang menjadi berbeda-beda.
Kita harus menuntut ilmu dan pengetahuan sebanyak mungkin agar harga diri kita bisa terangkat baik didunia dan di akhirat. Tapi kita tidak boleh lupa untuk selalu menghargai dan tidak pilih-pilih teman agar jiwa kita tidak menjadi orang yang sombong.
Mari belajar untuk memberikan perlakuan yang sama kepada semua orang. Bisa memposisikan semua orang sama dalam hal pergaulan merupakan pokok penting yang harus kita lakukan untuk menjadi orang yang baik.
Orang-orang yang memiliki kualitas seperti ini kebanyakan akan menjadi orang yang dihargai di semua tempat dan memiliki sifat yang baik.
5. Jaga Perkataan
Jika berbicara lakukan dengan hati­-hati dan sebelum bicara pertimbangkan dulu apakah perkataan itu baik diomongkan atau tidak, dan jika tidak baik maka lebih baik diam, karena semua kata­-kata yang telah diucapkan tidak akan dapat ditarik kembali.
Jika kita berbicara dalam cara yang kasar, bisa-bisa melukai orang lain dan akan membuat perilaku yang tidak baik bagi kita. Oleh karena itu mari selalu mencoba untuk menjadi lembut disetiap berbicara. Manfaatnya tanpa kita sadar selain akan membuat diri kita menjadi orang yang berakhlak dan berbudi pekerti baik kita juga akan disukai banyak orang.
6. Selalu Menghormati Orang Lain
Semua orang butuh sebuah penghargaan. Bila kita ingin dihormati maka kita harus menghormati terlebih dahulu orang disekitar kita. Dengan memberi penghormatan sikap atau perilaku kepada orang lain tidak akan mengurangi kehormatan kita melainkan jauh akan lebih membuat diri kita menjadi lebih baik.
7. Selalu Memaafkan Dan Minta Maaf
Hidup ini tidak kekal dan hidup ini terlalu singkat untuk menyimpan dendam, maka mari kita lepaskan kemarahan dengan melakukan hal positif serta memaafkan orang yang membuat sebuah kesalahan kepada kita.
Sesuai fakta dan kenyataan, bila kita melakukan hal ini maka tanpa disuruh nanti dengan sendirinya kita akan tumbuh menjadi orang yang lebih baik dan menjadi orang berakhlak mulia.
Meminta maaf kepada orang lain bila kita mempunyai masalah kepadanya tentu juga tidak akan mengurangi harga diri kita sebagai seorang manusia yang baik, tapi akan membuat kita menjadi terbebas dari masalah serta citra dan akhlak kita akan menjadi lebih baik. Dengan kita meminta maaf pada orang yang telah kita buat marah dan sebagainya maka dengan itu akhlak akan terbawa menjadi lebih baik dengan sendirinya.
8. Jaga Pergaulan
Pergaulan sangat menentukan akhlak serta kepribadian seseorang, sehingga dalam bergaul kita boleh memilih setiap orang dan jadikan semua orang sebagai kawan tetapi kita harus bisa memilah perilaku yang baik untuk dicontoh. Kita tidak boleh ikut terjerumus dalam lubang yang gelap bila teman kita termasuk orang yang berakhlak kurang baik. Lebih baik selalu dekati teman yang berperilaku baik dan berakhlak baik dengan tanpa menjauhi teman yang memiliki akhlak kurang baik agar teman kita menjadi banyak. Kita harus memiliki teman baik dan kurang baik secara imbang. Manfaatnya supaya kita bisa mendapat pengaruh baik dari teman yang baik dan memilah perilaku jelek dari kawan yang perilakunya kurang baik.
9. Tidak Mengulangi Kesalahan
Bila kita ingin menjadi orang yang lebih baik lagi, maka kita harus belajar untuk mengidentifikasi kesalahan­-kesalahan untuk dijadikan pedoman agar kita tidak terjerumus pada lubang kesalahan untuk yang kedua kalinya.
10. Cari Hal Yang Disuka Orang Lain
Mencari suatu hal yang disuka orang lain itu penting. Hl ini dilakukan supaya kita bisa meminimalisir dalam melakukan suatu hal yang dibenci orang terdekat kita. Bila kita meminimalisir serta memilah kebaikan dan hal yang disuka orang maka cenderung kita akan mudah untuk melakukan hal yang baik serta hal itu pula akan disukai orang lain dan nanti akhlak kita dengan sendirinya akan menjadi lebih baik.
11. Berusahalah Menjadi Orang Yang Bermanfaat Bagi Orang Lain
Pahami kelebihan kemudian berusahalah untuk menjadi orang yang berguna bagi orang lain dan jangan pernah menyerah, selalu bantu orang yang membutuhkan pertolongan itu wajib. Karena dari melakukan kebaikan sekecil apapun itu kita akan menjadi lebih baik.
12. Mendekatkan Diri
Sesudah kita berusaha maka kita harus berdoa meminta kepada Allah agar akhlak dan pribadi kita dirubah menjadi lebih baik dan dijauhkan dari hal yang jelek. Dengan ridhonya, segala hal yang kita inginkan termasuk menjadi orang yang lebih baik akan semakin mudah tercapai.[6]     
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Islam itu adalah agama Allah swt. Ajaran-ajaran yang berupa pokok-pokok akidah (kepercayaan) dan pokok-pokok syari’at (peraturan) telah disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. Selanjutnya beliau ditugaskan untuk menyampaikan kepada segenap manusia dan menyarankan supaya mereka memeluk agama islam dan menjalankan menurut semestinya. Ahlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang sifat tersebut timbul suatu perbuatan dengan mudah/gampang tanpa perlu pemikiran dan pertimbangan. Kata akhlak berasal Arab dari kata khuluk yang berarti dalam bahasa arab watak, kelakuan, budi pekerti, tingkah laku dan kebiasaan. Oleh karena itulah marilah kita sesama umat manusia salling menghargai sesama dan mempererat tali silaturahmi serta beribada kepada Allah swt. Dan memiliki ahklak yang baik di matanya sehingga selalu mendapatkan perlinuingan dan pertolongannya.
3.2  Implikasi
Salah satu cara untuk memiliki akhlak yang baik adalah melakukan perintah Allah swt. Dan menjahui segala larangannya. Adapun cara mendekatkan diri kepada Allah swt. Yaitu melaksanakan shalat tepat waktu, berpuasa ( sunnah maupun wajib), sedekah dan Zakat. Di masa yang modern ini banyak sekali problem yang bisa membuat kita untuk berada dijalan yang salah oleh karena itu marilah kita memperkuat ahklak dan iman kita supaya berada di jalan yang diridhoi oleh Allah swt. Salah satu problem yang biasa terjadi di lingkungan masyarakat adalah saling tidak menghormati sesama umat manusia sehingga tidak adanya saling rasa ingin saling menolong. Sehingga apabila itu sering terjadi maka ahlak yang kita punya tidak baik di mata masyarakat apalagi dimata Allah swt. Oleh karena marilah kita saling menghormati sesama manusia maka terciptalah rasa inign saling tolong menolong.
DAFTAR  PUSTAKA
Shaltut, Syeikh Mahmud.1984.akidah dan syari’ah islam I.Jakarta:Bina Aksara
Shaltut, Syeikh Mahmud.1984.akidah dan syari’ah islam II.Jakarta:Bina Aksara
(Online).(www.Moslemdoctors.wordpress.com), diakses pada 28 september 2017 pukul 19.00 Wita
(Online).(https://rascalrika.wordpress.com), diakses pada 25 September 2017 pukul 20.00 Wita
(Online).(www.spengetahuan.com), diakses pada 25 September 2017 pukul 20.30 Wita
(Online).(www.Sanggrahantira.blogspot.com), diakses pada 25 September 2017 pukul 20.30 Wita






                                                               



[1] Shaltut, Syeikh Mahmud.akidah dan syari’ah islam I.(Bina Aksara, Jakarta, 1984)
[2] Shaltut, Syeikh Mahmud.akidah dan syari’ah islam II.( Bina Aksara, Jakarta, 1984)
[3] www.Moslemdoctors.wordpress.com, diakses pada 28 september 2017 pukul 19.00 Wita
[4] https://rascalrika.wordpress.com, diakses pada 25 September 2017 pukul 20.00 Wita
[5] www.spengetahuan.com, diakses pada 25 September 2017 pukul 20.30 Wita
[6] www.Sanggrahantira.blogspot.com), diakses pada 25 September 2017 pukul 20.30 Wita

Saturday, April 25, 2020

Politik Islam Masa Nabi Muhammad SAW.


KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan pada kita semua sehingga penyusun makalah ini dimana makalah ini membahas tentang  Politik Islam MasaNabi Muhammad SAW.
            Shalawat serta salam kami curahkan kepada baginda Nabiullah Muhanmmad SAW, yang membawa umat manusia dari zaman yang jahiliah menuju zaman yang terang-benderang.
            Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari banyak pihak sangat kami harapkan untuk menyerapkan makalah ini.
            Akhirnya, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, kami harapkan makalah ini dapat bermanfaat dan mampu menambah wawasan bagi semua orang.

            Gowa, Sabtu 28 April 2018


Penyusun



DAFTAR ISI





BAB I

PENDAHULUAN

Sejak kedatangan Nabi Muhammad SAW ke Yatsrib, maka seketika itu juga berubahlahlah namanya kota Yatsrib  menjadi Madinnatun Nabawi  artinya kota nabi, selanjutnya disebut  Madinah. Kemajemukan komunitas Madinah  membuat rasul melakukan negoisasi dan konsolidasi melalui perjanjian tertulis yang terkenal dengan “piagam Madinah”. Berawal dari Piagam Madinah inilah sesungguhnya merupakan rangkaian penting dari proses berdirinya  Negara Madinah.
Satu hal lain yang perlu digarisbawahi bahwa Islam pada periode Madinah adalah Islam yang terus mencari tata system pemerintahan yang cocok. Bagaimana bentuk dan pemerintahan  yang baik yang dilakukan oleh pemerintahan Nabi Muhammad SAW. Pembahasan mengenai pemerintahan era Nabi Muhammad SAW di Madinah ini akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.

1.      Bagaimana sejarah politik Rasulullah di Madinah ?
2.      Bagaimaana kepemimpinan Nabi Muhammad SAW ?
3.      Bagaimana bentuk politik dan pemerintahan Nabi Muhammad SAW ?

1.      Dapat mengetahui sejarah politik Rasulullah di Madinah.
2.      Dapat mengetahui kepemimpinan Nabi muhammad SAW.
3.      Dapat mengetahui bentuk politik dan pemerintahan Nabi Muhammad.



BAB II

PEMBAHASAN

Pemerintahan Nabi Muhammad SAW di Madinah merupakan pemerintahan yang toleran. Tentang toleransi ini dapat dibaca dalam piagam Madinah, antara lain penghormatan pada pemeluk agama yang berbeda, hidup bertetangga secara damai, kerja sama dalam keamanan, dan perlindungan bagi pihak-pihak yang teraniaya.
Selama Nabi Muhammad SAW, menjadi pemimpin negara Madinah, ia menjadi pemimpin yang adil dan menerapkan keagungan moral bagi rakyatnya. Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW adalah cermin moralitas dan teladan indah bagi umat islam, bahkan umat manusia. Nabi Muhammad SAW adalah model ideal umat yang karier hidupnya dapat memunculkan kearifan-kearifan politik umat.
a.       Posisi Nabi Muhammad SAW, sebagai kepala negara dan Madinah sebagai negara
Nabi Muhammad SAW, sebagai Rasul, bukan hanya penyampai dan penjelas keseluruhan wahyu Allah, melainkan juga diberi hak legislatif atau hak menetapkan hukum bagi manusia dan hak menertibkan kehidupan mayarakat. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW disebut contoh teladan yang baik bagi manusia.
Pernyataan tersebut sesuai dengan bukti-bukti historis tentang tugas-tugas yang beliau lakukan setelah di Madinah, perannnya lebih luas, bukan hanya sebagai Rasul dan pendakwah yang mengajak manusia beriman kepada Allah dan sebagai pembimbing spiritual tetapi juga sebagai kepala negara sekaligus ketika di Madinah
b.      Sistem Pemerintahan dan Politik
1.      Peran masjid dalam pemerintahan
Pengaturan sistem pemerintahan dan politik di negara Islam telah dimulai sejak awal kedatangan Rasulullah SAW di Madinah ketika mendirikan Masjid Nabawi. Saat itu, Masjid Nabawi tidak hanya difungsikan sebagai tempat pelaksanaan ibadah ritual seperti shalat, tetapi juga untuk beberapa hal berikut :
a.       Tempat berkumpul untuk melakukan musyawarah
b.      Pusat kepemimpinan politik
c.       Tempat Rasulullah menerima tamu pemerintahan
d.      Mahkamah (pengadilan)
e.       Pusat pengembangan ekonomi
2.      Piagam Madinah dan Sistem Politik di Negara yang baru
Di Madinah, Rasulullah SAW langsung meletakkan fondasi sistem politik dengan membuat undang-undang. Hal ini tercermin dalam piagamMadinah. Piagam tersebut dengan jelas menetapkan kewajiban semua pihak di Madinah. Di antara teks dan butir-butir piagam Madinah tersebut adalah :
a)      Butir ke-36 ; Tidak ada seorangpun yang boleh keluar dari Madinah kecuali dengan izin Muhammad SAW.
b)      Butir ke-24 ; Suatu peristiwa atau perselisihan yang terjadi antara pihak-pihak yang menyetujui piagam ini dan dikhawatirkan akan membahayakan kehidupan bersama harus diselesaikan atas ajaran Allah dan kepada Muhammad sebagai utusan-Nya.
c)      Butir ke-17 ; Perdamaian bagi kaum mukmin adalah satu. Seorang mukmin tidak boleh mengadakan perdamaian dengan pihak luar dalam perjuangannya menegakkan agama Allah, kecuali atas dasar persamaan dan keadilan.
3.      Pusat Pemerintahan adalah Madinah
Seluruh kebijakan dan tugas politik ataupun pemerintahan berada sepenuhnya di tangan Nabi Muhammad SAW. Hal tersebut disebabkan, urusan-urusan umum yang berkaitan dengan urusan politik yang bertujuan menata urusan umat dan menjaga kemaslahatan mereka, pengerahan pasukan, pembagian rampasan perang, pengadaan perjanjian, penandatanganan perdamaian, pemanfaatan anggaran, pembagian wilayah, pemberlakuan hukuman (sanksi), penugasan hakim dan lain-lain yang merupakan bagian dari tugas sebuah pemerintah tertinggi. [2]
Model pemerintahan Rasulullah SAW. dapat disebut sebagai pemerintahan sentralistik. Walaupun demikian, ada banyak hal yang menuntut diberlakukannya model pemerintahan seperti itu, diantaranya sebagai berikut :
Pertama, tuntutan kondisi sebuah negara islam yang baru tumbuh.
Kedua, kekuasaan perintah (intruistik) Rasulullah SAW dalam tugas-tugas kenegaraan dan kepada para pejabatnya memiliki ciri khas tersendiri.

a.       Habisnya masa pemerintahan sentralistik
Sejak tahun kesembilan hijrah, tepatnya setelah utusan dari kabilah-kabikah Arab silih berganti yang menjumpai Rasullah dan menyatakan keislamannya, negara islam pun mulai meninggalkan model pemerintahan sentralistik dan berpindah ke model desentralistik. Rasulullah SAW mulai mengangkat seseorang dari setiap delegasi yang datang menyatakan masuk islam untuk menjadi wakil pemerintahan di dalam kabilahnya. Penunjukan seperti ini dalam rangka menautkan hati mereka kepada islam.
b.      Pengawasan Pemerintahan
Pengawasan kontrol merupakan unsur terpenting untuk mewujudkan suatu pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW sangat menekankan pentingnya pengawasan terhadap para pejabat pemerintah.
Pada sisi lain, sistem pemerintahan Islam dalam periode Madinah juga sangat memperhatikan pentingnya pengawasan penguasa atau pimpinan terhadap para aparat dan pejabat-pejabatnya. Tujuannya adalah untuk menjamin terlaksananya kewajiban dan tugas mereka dengan baik. Rasulullah SAW senantiasa mengawasi seluruh pejabat dan mengevaluasi pekerjaan mereka.

Salah satu aspek kehidupan Rsulullah SAW yang menjadi dan patut diteladani adalah kepemimpinannya. Sebagaimana tercatat dalam sejarah, kepemimpinan Rasulullah SAW telah mewarnai dan mengarahkan perjalanan sejarah umat manusia dari gelapnya kehidupan jahiliah menuju terang benderangnya kebenaran Islam.
Masyarakat Madinah yang majemuk merupakan masyarakat yang teratur di bawah pimpinan Nabi Muhammad SAW. Ketetapan pasal-pasal piagam Madinah jelas mengukuhkan fungsi Nabi Muhammad SAW sebagai pemuus akhir atas perbedaan pendapat dan perselisihan yang terjadi antara peserta perjanjian. Keputusan yang diambil dapat didasarkan atas petunjuk wahyu.
Posisi Nabi Muhammad SAW ditengah masyarakat Madinah yang diangkat dari ketetapan piagam Madinah dan pelaksanaanya dalam praktik kepemimpinannya diatas, diketahui bahwa Nabi Muhammad SAW di samping kapasitasnya sebagai Rasul Allah untuk menyampaikan hukum-hukum-Nya, juga berkedudukan sebagai pemimpin tertinggi, serta memiliki kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Walaupun beliau memegang seluruh kekuasaan politik dan pada masa itu orang belum mengenal teori pemisah atau pembagian kekuasaan, namun implementasinya dalam praktik menyelenggarakan pemerintah tidak bersifat autokratis. Pemahaman ini didasarkan pada uraian Nabi Muhammad SAW mendelegasikan tugas-tugas pemerintah, baik eksekutif maupun yudikatif kepada para sahabat yang dianggap mampu dan cakap. Artinya, dalam pemerintahan terdapat distribusi kekuasaan, baik dalam pemerintah pusat maupun antara pemerintah pusat dan pemerintahan di daerah. Beliau juga melibatkan sahabat dalam musyawarah untuk mengambil keputusan mengenai suatu masalah yang ketentuan hukumnya tidak atau belum terdapat dalam wahyu. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pemerintahan yang beliau pimpin terdapat proses legislasi yang bercorak demokratis.
Ada beberapa prinsip menonjol dalam kepemimpinan Rasulullah SAW, yaitu sebagai berikut :
1.      Kesesuaian antara perbuatan dengan ucapan.
2.      Komitmen yang kuat pada nasib kaum yang lemah dan tertindas
3.      Pemimpin sebagai pengayom dan pelayan bagi pihak yang dipimpin.
Selain dari ketiga hal tersebut, yang tidak kalah penting adalah tipe ideal pemimpin muslim, menyampaikan amanat dan penegakan keadilan.

Hubungan antara agama dan politik pada zaman Nabi Muhammad SAW terwujud dalam masyarakat Madinah. Muhammad selama sepuluh tahun di kota hijrah itu telah tampil sebagai penerima berita suci dan seorang pemimpin masyarakat politik.
Sistem pemerintahan yang dibentuk oleh Nabi Muhammad SAW adalah bercorak teodemokratis. Di satu sisi tatanan masyarakat harus berdasarkan hukum-hukum wahyu yang diturunkan oleh tuhan dalam menyikapi setiap peristiwa. Di sisi lain bentuk pemerintahan dan tatanan sosial dirumuskan melalui proses musyawarah yang dilakukan secara bersama suku-suku yang ada dalam masyarakat Madinah. Apabila dikontekskan dengan sistem pemerintahan sekarang, bentuk struktur tatanan pemerintahan terdiri atas eksekutif, yudikatif, dan legislatif. Eksekutif, artinya kepala pemerintahan dipegang oleh Nabi Muhammad SAW begitupun dalam mahkamah konstitusi dan hukum ditentukan oleh Nabi Muhammad SAW. sebagai pengambil kebijakan selain dalam masalah menentukan bentuk tatanan masyarakat yang menyangkut pluralitas warga negara Madinah. Dalam ranah legislatif, setiap suku yang ada di Madinah mempunyai persamaan hak dalam menyampaikan pendapat dalam menentukan tatanan sosial masyarakat seperti dalam menciptakan konstitusi piagam Madinah.
Dalam membiayai pemerintahan, Nabi Muhammad SAW mengambil zakat (zakat fitrah dan zakat maal) untuk umat muslim serta mengambil jizyah dari non-muslim yang ada dalam masyarakat Madinah selain melalui militer, konsolidasi pemerintahan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW juga menggunakan diplomasi dann melalui perkawinan politik.
Cara Nabi Muhammad SAW, mempraktikkan demokrasi dalam menjalankan roda pemerintahannya berpedoman pada Al-qur’an dalam memutuskan sesuatu. Akan tetapi, apabila ada perkara yang belum diatur dalam Al-qur’an Nabi Muhammad SAW mengajak musyawarah dengan sahabat-sahabatnya.

BAB III

PENUTUP

Nabi Muhammad SAW menjadi pemimpin Madinah yang adil dan menerapkan keagungan moral bagi rakyatnya. Nabi Muhammad tidak hanya menjdi Rasul tapi juga menjadi kepala negara. Hal ini menjadi sejarah politik Nabi Muhammad di Madinah. Seperti terbentuknya Piagam Madinah yang menjadi buktinya, peran masjid dalam pemerintahan, dan lain sebagainya.
Kepemimpinan Nabi muhammad di Madinah mempunyai prinsip yang menonjol seperti kesesuaian antara perbuatan dengan ucapan, komitmen yang kuat pada nasib kaum yang lemah dan tertindas, serta pemimpin sebagai pengayom dan pelayan bagi pihak yang dipimpin. Namun yang paling penting adalah pemimpin yang mampu menyampaikan amanat dan menegakkan keadilan.
Sistem pemerintahan yang dibentuk oleh Nabi Muhammad SAW adalah bercorak teodemokratis. Kalau era sekarang bisa dikatakan menggunakan sistem legislatif, eksekutif dan yudikatif. Dalam membiayai pemerintahan, Nabi Muhammad SAW mengambil zakat. Cara Nabi Muhammad SAW, mempraktikkan demokrasi dalam menjalankan roda pemerintahannya berpedoman pada Al-qur’an dalam memutuskan sesuatu.



DAFTAR PUSTAKA


https://opik324.blogspot.co.id/2012/07/politik-dan-pemerintahan-islam-zaman.html?m=1.  Diakses pada tanggal 25 April 2018. 
https://duniadwilestari5796.blogspot.co.id/2016/11/politik-islam-pemerintahan-era-nabi.html?m. Diakses pada tanggal 25 April 2018.